Ada Ritual Motoran Bertema Horor di Bandung

• 

• Otomotif

Minggu, 2 November 2025 - 19:53 WIB

Bandung, VIVA – Fenomena temu komunitas otomotif tematik kembali muncul di Bandung pada Sabtu 1 November 2025. Dalam momentum itu, berlangsung Riding Merinding — agenda tahunan yang sudah memasuki tahun keempatnya dan diinisiasi oleh komunitas Bujang Rimba.

Ruang temu ini unik, karena kegiatan riding dikemas sebagai bukan hanya perjalanan terkonvoi, tetapi juga ritual performatif yang dirancang untuk memanfaatkan citra horor sebagai bingkai estetika.

Riding Merinding disusun sebagai riding bertema Halloween. Peserta hadir dengan kostum menyeramkan yang diambil dari ikon rasa takut populer — baik dari film, folklore, maupun visual pesta kostum urban. Unsur hiburan di agenda ini tidak hanya bertumpu pada aktivitas berkendara.

Panitia menyertakan pertunjukan musik, aksi freestyle, serta dua format baru: Running Merinding dan Cycling Merinding. Dengan modul baru itu, penyelenggara membuka kanal partisipasi bagi peserta yang tidak selalu berperan sebagai pengendara motor.

Dalam acara ini tercatat kehadiran pelumas asal Prancis, IPone. Merek tersebut hadir sebagai peserta program kolaborasi.Partisipasi mereka diposisikan sebagai bentuk kehadiran simbolik di ruang komunitas urban.

Kahfi, Marketing Manager IPONE Indonesia, menegaskan bahwa internal mereka membaca Riding Merinding bukan hanya sebagai tema horor event musiman, tetapi juga sebagai perayaan subkultur berkendara.

“Riding Merinding bukan hanya tentang sensasi horor, tetapi juga tentang kebersamaan, ekspresi diri, dan semangat komunitas. Hal ini sejalan dengan tagline kami, #LebihBerani,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi, Minggu 2 November 2025.

Di lapangan, IPONE mengambil bagian dalam pengelolaan sesi foto bertema Halloween, serta memilih peserta dengan kostum yang dikategorikan “paling unik”. Ada pula pembagian merchandise.

Secara umum, Riding Merinding versi 2025 menegaskan bahwa kultur motor di Jawa Barat bergerak menuju horizon ekspresif — yaitu aktivitas mengendarai yang dibingkai sebagai performativitas identitas publik — bukan semata wacana teknis mesin atau angka performa mekanikal.