Jakarta, VIVA – Emiten induk usaha ritel Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), membukukan laba Rp 467 miliar pada kuartal III-2024, atau naik 19,7 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 390 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di Keterbukaan Informasi BEI, MIDI juga membukukan pendapatan sebesar Rp 14,68 triliun pada kuartal III-2024, atau naik 13,6 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 12,92 triliun.
Berdasarkan hasil riset Samuel Sekuritas, peningkatan aktivitas pertambangan di luar Jawa serta harga minyak sawit yang tinggi, telah mendorong jumlah pengunjung di toko-toko MIDI di luar Jawa. Hal ini nyatanya juga ikut mendorong pertumbuhan Same Store Sales Growth (SSSG) hingga 11 persen di wilayah tersebut, pada kuartal III-2024.
Tercatat, pertumbuhan SSSG di Jawa tetap stabil di angka satu digit. Meski demikian, pihak manajemen optimis bahwa momentum positif ini akan terus berlanjut hingga kuartal IV-2024, dengan prediksi kenaikan sekitar 9-10 persen pada Oktober 2024.
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)
Photo :
- vivanews/Andry Daud
Dari segi profitabilitas, laba kotor MIDI meningkat pada kuartal III-2024, didorong oleh margin penjualan makanan yang lebih tinggi sebesar 29,5 persen, yang menguntungkan produk dengan margin tinggi tersebut.
Namun, margin laba operasional (EBIT) tercatat turun menjadi 2,7 persen pada kuartal III-2024, terutama karena penutupan sejumlah gerai Lawson yang dinilai kurang menguntungkan.
Pada Agustus 2024, MIDI meluncurkan konsep store-in-store untuk produk F&B dengan merek Ja-di atau Jajan Alfamidi. Manajemen bahkan berencana membuka sekitar 50-75 gerai hingga akhir tahun. Inisiatif ini pun cukup disambut baik oleh publik, yang terlihat dari peningkatan pendapatan sekitar 2-3 persen di toko-toko Alfamidi yang menjadi lokasi Ja-di.
Berdasarkan proyeksi tersebut, Samuel Sekuritas meyakini momentum positif, khususnya di luar Jawa, akan terus mendorong kinerja MIDI ke depannya. Sehingga saham MIDI layak dikoleksi dengan target harga Rp 580 per saham.
"Kami tetap merekomendasikan pembelian saham MIDI dan menaikkan target harga menjadi Rp580 per saham, yang mencerminkan rasio P/E tahun 2025 sebesar 0,9 kali dan potensi kenaikan 26,6 persen dari harga saat ini," sebagaimana dikutip dari riset Samuel Sekuritas, Kamis, 7 November 2024.
Halaman Selanjutnya
Pada Agustus 2024, MIDI meluncurkan konsep store-in-store untuk produk F&B dengan merek Ja-di atau Jajan Alfamidi. Manajemen bahkan berencana membuka sekitar 50-75 gerai hingga akhir tahun. Inisiatif ini pun cukup disambut baik oleh publik, yang terlihat dari peningkatan pendapatan sekitar 2-3 persen di toko-toko Alfamidi yang menjadi lokasi Ja-di.