Jakarta, VIVA – Istilah "hustle culture" belakangan ini populer, terutama di kalangan Gen Z. Konsep ini, rupanya merujuk pada gaya hidup di mana seseorang bekerja keras, dan sering mengorbankan waktu istirahat, demi mencapai tujuan finansial atau karier.
Namun, berbeda dengan generasi sebelumnya yang bekerja keras dengan lembur di kantor, Gen Z justru cenderung mengadopsi hustle culture melalui side hustle atau proyek passion yang selaras dengan minat mereka. Melansir dari Imagen Insight, side hustle Gen Z ini tidak hanya memberikan peluang untuk menambah penghasilan, tetapi juga memungkinkan mereka mengekspresikan kreativitas.
Beberapa contoh side hustle favorit di kalangan Gen Z misalnya membuat konten di media sosial, menjual produk secara online, freelancing, hingga menjadi tutor atau pekerja lepas. Namun, meskipun menawarkan banyak keuntungan, hustle culture juga dapat menjadi pedang bermata dua, misalnya, memicu stres dan kelelahan jika tidak dikelola dengan baik.
Berikut keuntungan dan risiko hustle culture, seperti dirangkum pada Sabtu, 30 November 2024.
Keuntungan Hustle Culture
Ilustrasi wanita sukses/kaya.
Photo :
- Freepik/drobotdean
1. Tambahan Cuan
Sudah bukan rahasia lagi jika dengan side hustle, Gen Z bisa mendapatkan uang ekstra untuk memenuhi kebutuhan atau menabung demi masa depan.
2. Pengembangan Keterampilan
Proyek sampingan sering kali membantu mereka mempelajari keterampilan baru. Misalnya, belajar soal pemasaran digital atau desain grafis.
3. Fleksibilitas Waktu
Banyak side hustle yang dapat dilakukan kapan saja, sehingga mudah disesuaikan dengan jadwal yang jadi prioritas utama.
4. Menyalurkan Hobi
Gen Z dapat mengubah hobi mereka menjadi usaha yang menghasilkan uang, seperti fotografi, musik, atau crafting.
5. Memperluas Jaringan
Hustle culture sering kali membuka peluang untuk bertemu orang-orang baru dan membangun koneksi yang bermanfaat bagi karier mereka ke depannya.
Risiko Hustle Culture
Ilustrasi Burnout
Photo :
- pexels.com/Nataliya Vaitkevich
1. Manajemen Waktu yang Sulit
Salah satu risiko hustle culture adalah sulit menyeimbangkan pekerjaan utama, side hustle, dan kehidupan pribadi, yang tak jarang bisa memicu kelelahan.
2. Pendapatan Tidak Stabil
Beberapa side hustle memiliki penghasilan yang tidak menentu, sehingga sulit dijadikan sumber utama.
3. Risiko Burnout
Terlalu banyak bekerja tanpa jeda dapat menyebabkan stres kronis dan kelelahan fisik. Hati-hati, bisa burnout, lho!
Halaman Selanjutnya
2. Pengembangan KeterampilanProyek sampingan sering kali membantu mereka mempelajari keterampilan baru. Misalnya, belajar soal pemasaran digital atau desain grafis.