Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengaku, pihaknya belum memberikan izin kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk kembali mengoperasikan area tambang bawah tanah (underground) di kawasan Grasberg, yang tidak terdampak longsor.
Sebab, sejak kejadian longsor pada September 2025 lalu, produksi tambang bawah tanah (underground) di area Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, masih belum beroperasi hingga saat ini.
Namun, penghentian operasional serupa juga dialami oleh tambang bawah tanah lainnya, yakni Deep Mill Level Zone dan Big Gossan, meskipun keduanya tidak mengalami longsor atau terdampak sedikitpun akibat kejadian tersebut.
"Jadi ada bagian (tambang) yang memang tidak ada kaitannya dengan musibah (longsor), nah ini yang lagi di-exercise untuk bagaimana bisa kita produksi," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 10 November 2025..
Tambang terbuka Grasberg yang sudah digali PT Freeport Indonesia. Kini operasional Freeport fokus ke tambang bawah tanah.
Sementara untuk nasib operasional tambang yang longsor, Bahlil mengatakan bahwa Freeport sendiri belum bisa melakukan apa-apa selain mempelajarinya lebih lanjut "Jadi memang tambang di sana itu kan ada dua. Di bagian yang kena musibah itu kita belum melakukan pergerakan apa-apa, sambil kita mempelajari," ujarnya.
Bahlil mengakui, inisiatif Freeport untuk kembali mengoperasikan area tambang yang tidak terdampak longsor tersebut, memang sangat penting bagi keberlanjutan usaha smelter Freeport sendiri yang berada di Gresik, Jawa Timur.
Sekaligus, menjaga pergerakan perekonomian daerah dan nasional. Karena dengan tidak beroperasinya tambang-tambang tersebut, maka pendapatan negara dan daerah, keuangan perusahaan, hingga sampai ke nasib para karyawan tentunya juga akan terdampak.
Tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
Namun, Bahlil mengaku belum bisa memastikan kapan izin operasional kembali kedua tambang itu akan diberikan oleh pihaknya kepada PTFI. Dia hanya mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu laporan hasil pemeriksaan dan evaluasi dari Tim ESDM, yang sebelumnya telah diterjunkan ke lokasi kejadian.
"Sekarang tim kita masih di sana. Makanya saya belum berani untuk ngomong secara menyeluruh, karena tim kita belum kasih laporan," kata Bahlil.
"Karena kita enggak bisa pakai deadline dan target waktu, kemudian kerjanya enggak benar, nanti bahaya. Karena ini (soal) nyawa ya, dan nyawa itu harus kita betul-betul teliti," ujarnya.
Soal Penerbitan Izin Tambang Emas Blok Wabu di Papua, Bahlil Buka Suara
Bahlil mengakui, eks-Gubernur Papua, Alm. Lukas Enembe, pernah mengajukan kepada dirinya saat masih di BKPM, untuk meminta Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK).
VIVA.co.id
10 November 2025

3 weeks ago
12









