Maumere, VIVA – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali memicu kekhawatiran nasional setelah sebuah letusan dahsyat pada Rabu malam, 8 Oktober 2025, berdampak langsung pada sektor transportasi udara. Imbas sebaran abu vulkanik yang masif, Bandar Udara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Nusa Tenggara Timur, diputuskan untuk ditutup sementara.
Keputusan penutupan bandara ini merupakan langkah antisipatif demi keselamatan penerbangan. Sebagaimana dikonfirmasi melalui akun resmi bandara, operasional penerbangan di Bandar Udara Frans Seda (WATC) dihentikan sementara.
"Akibat terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki, operasi penerbangan Bandar Udara Fransiskus Xaverius Seda Maumere Ditutup sementara sampai Jumat 10 Oktober 2025," bunyi unggahan Instagram @franssedamaumereairport, dikutip Kamis 9 Oktober 2025.
Rencananya, bandara akan dibuka dan beroperasi kembali pada tanggal 10 Oktober 2025, tepat pukul 06.00 WITA. Penutupan ini tentu memengaruhi jadwal dan pergerakan penumpang, baik domestik maupun internasional, yang memiliki rute melalui Maumere.
Peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki, salah satu gunung api aktif di Indonesia, mencapai puncaknya pada letusan yang tercatat pukul 20.53 WITA.
Menurut laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi kali ini menghasilkan kolom letusan yang teramati menjulang hingga 5.000 meter di atas puncak, atau setara dengan ketinggian sekitar 6.584 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu yang masif dan terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal terekam bergerak dominan ke arah barat daya dan barat, arah yang berpotensi memengaruhi wilayah bandara. Data seismograf lebih lanjut mencatat erupsi ini dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi 76 detik, yang mengindikasikan pelepasan energi vulkanik yang signifikan.
Menyikapi eskalasi aktivitas ini, otoritas setempat telah mengeluarkan imbauan tegas. Kornelis Missa, Petugas Pos Pantau Gunung Lewotobi Laki-Laki, menyampaikan larangan keras bagi siapa pun, baik masyarakat lokal maupun wisatawan, untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat erupsi. Perluasan zona bahaya ini secara otomatis menghentikan segala kegiatan wisata, pendakian, atau eksplorasi di sekitar lereng Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Selain ancaman letusan dan sebaran abu vulkanik yang menyebabkan penutupan bandara, masyarakat di daerah hilir juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya sekunder. Potensi banjir lahar hujan menjadi perhatian serius, terutama pada sungai-sungai yang berhulu langsung di puncak gunung, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Wilayah yang diimbau waspada meliputi Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, dan Nawakote.
Halaman Selanjutnya
Dalam kondisi darurat ini, upaya mitigasi dan komunikasi publik diintensifkan.

3 weeks ago
11









