Surabaya, VIVA – Bagaimana pandangan 3 paslon Cagub-Cawagub Jatim soal pemanfaatan jalan tol untuk pengembangan ekonomi di kabupaten-kota di Jawa Timur? Sebab, berdasarkan pengalaman sebelum-sebelumnya, adanya jalan tol tidak dibarengi upaya maksimal dari kabupaten-kota memanfaatkan peluang ekonomi dari adanya jalan bebas hambatan tersebut.
Menanggapi pertanyaan itu, Cawagub Jatim nomor urut 02 Emil Dardak menyampaikan informasi bahwa Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) dalam tahap ini hanya akan diselesaikan sampai Besuki, Kabupaten Situbondo.
“Karena realitanya kita ketahui ada tekanan finansial yang sangat kuat,” katanya saat Debat Publik Pilgub Jatim Ketiga di Grand City Surabaya, Senin, 18 November 2024, malam.
Kendati begitu, lanjut dia, dari eksit Tol Besuki, masyarakat yang ada di bagian selatan ke Bondowoso atau Situbondo ke Asembagus bisa memanfaatkan akses tersebut untuk pengembangan ekonomi. “Pelaku UMKM di Bondowoso mereka sudah sangat berminat untuk mengembangkan, misalnya Arak-Arak, wisata yang ada di dekat eksit Tol Besuki,” ujar Emil.
Karena itu, papar dia, adanya tol bisa membuka ruang berkembangnya industri padat karya, seperti yang terjadi di Madiun dan Nganjuk. “Pembangunan tol sebenarnya menciptakan peluang baru. Tinggal bagaimana kita bisa memberikan transisi yang memadai,” tandas suami dari Arumi Bachsin itu.
“Adapun untuk Gresik ke Tuban dan Probolinggo ke Lumajang, justru Probolinggo ke Lumajang berdasarkan pengalaman kami selama mengelola tol di tingkat pusat, tahu akan memakan waktu, maka yang kita fokuskan adalah pelebaran jalan Probolinggo-Lumajang,” kata Emil.
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah (kiri) dan Lukmanul Khakim (kanan) berpose saat mendaftar di Kantor KPU Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 29 Agustus 2024.
Photo :
- ANTARA/Rizal Hanafi
Menanggapi pandangan Emil Dardak, Wakil Gubernur Jatim nomor urut 03 Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans, mengatakan bahwa sebetulnya pengembangan ekonomi di daerah-daerah dekat jalan tol tergantung pada kemauan pemerintah. “Andaikan di rest area-rest area harus dimunculkan produk-produk lokal, ini pasti membantu pada masyarakat lokal agar bisa tumbuh,” paparnya.
“Problemnya adalah banyak sekali barang dan angkutan barang itu tidak terangkut dengan baik ke tol karena mereka tidak mampu membayar untuk masuk ke tol. Maka ada solusi dan saya kira jalan tol itu bukan satu-satunya jalan untuk membangun transportasi yang ada di Jawa Timur,” imbuh Gus Hans.
Tapi, lanjut dia, justru yang paling penting adalah melebarkan jalan bukan tol. “Harus kita perhatikan agar masyarakat bisa merasakan akses yang maksimal tanpa terganggu oleh transportas-transportasi yang lain,” kata mantan Jubir Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018 itu.
Tri Risharini-Gus Hans dapat nomor urut 3 di Pilkada Jatim
Bagaimana dengan Cawagub Jatim nomor urut 01 Lukmanul Khakim? Politisi PKB itu menyampaikan bahwa pihaknya ingin memastikan bahwa seluruh tol di Jawa Timur harus ada pintu tol di setiap kabupaten/kota. “Saat ini ada beberapa kabupaten yang belum memiliki pintu tol. Misalnya di Magetan,” tuturnya.
“Dengan demikian di setiap pintu tol itu bisa menjadi kawasan untuk pertumbuhan ekonomi dengan menghadirkan produk-produk unggulan kabupaten yang ada di Jawa Timur yang dilintasi oleh tol. Karena dengan begitu maka banyak sekali manfaat didapatkan masyarakat, untuk pengembangan ekonomi.
Halaman Selanjutnya
Menanggapi pandangan Emil Dardak, Wakil Gubernur Jatim nomor urut 03 Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans, mengatakan bahwa sebetulnya pengembangan ekonomi di daerah-daerah dekat jalan tol tergantung pada kemauan pemerintah. “Andaikan di rest area-rest area harus dimunculkan produk-produk lokal, ini pasti membantu pada masyarakat lokal agar bisa tumbuh,” paparnya.