Jakarta, VIVA - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan alias BG menyebut program makan bergizi gratis bisa menjadi kunci pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Menurutnya, Pembangunan SDM ini jadi syarat mutlak untuk mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045.
Dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dihelat di kawasan Sentul, Kamis, 7 November 2024, BG memaparkan hasil riset yang dilakukan oleh ilmuwan James Flynn. Hasil riset tersebut menunjukkan dalam durasi 72 tahun, IQ masyarakat dunia meningkat lantaran pemenuhan gizi yang baik.
"Dari tahun 1948 hingga 2020, IQ masyarakat dunia naik menjadi 2,2 poin karena pemenuhan gizi yang membaik," kata BG.
Siswa SD di Tangerang konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (Foto ilustrasi)
Photo :
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
Mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu menambahkan, temuan serupa juga dipaparkan oleh majalah The Economist edisi Juli 2024. Dia bilang, berdasarkan laporan The Economist, program makan bergizi gratis bisa meningkatkan IQ anak-anak sebesar 15 poin.
"Program makan bergizi gratis mampu meningkatkan IQ anak sebesar 15 poin,” jelas BG.
Maka itu, untuk memenuhi kebutuhan akibat pertumbuhan populasi Indonesia yang mencapai lebih 300 juta orang, BG menekankan, kemampuan swasembada pangan dan energi sangat dibutuhkan. Hal itu untuk menjamin kemandirian dan daya saing Indonesia.
"Jika swasembada ini tidak merata, maka pertumbuhan ekonomi kita berkurang menjadi 1,8 persen atau berkurang 1,8 persen dari potensi pertumbuhan ekonomi nasioanl kita," ujar eks Wakapolri itu.
Untuk diketahui, rakornas tersebut dihadiri sekitar 5.360 orang yang terdiri atas 525 orang kepala atau pimpinan pegawai dan lembaga. Selain itu, ada eselon I juga wakil kementerian dan lembaga.
Kemudian, jajaran forkopimda untuk tingkat provinsi, KPU, Bawaslu dan Kepala Badan Pusat Statistik.
Presiden RI Prabowo Subianto juga hadir membuka acara ini. Namun, pengarahan Prabowo terhadap para peserta Rakornas dilakukan secara tertutup.
Halaman Selanjutnya
"Jika swasembada ini tidak merata, maka pertumbuhan ekonomi kita berkurang menjadi 1,8 persen atau berkurang 1,8 persen dari potensi pertumbuhan ekonomi nasioanl kita," ujar eks Wakapolri itu.