Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik menguat sebagian pada pembukaan perdagangan di awal pekan kedua, Senin, 10 November 2025. Kenaikan menyusul laporan inflasi Tiongkok yang 'memuaskan'.
Pada Jumat, 7 November 2025, pemerintah Beijing melaporkan data inflasi Tiongkok untuk bulan Oktober 2025 yang hasilnya di atas ekspektasi. Inflasi konsumen utama berada di angka 0,2 persen secara year on year (yoy).
Di mana para ekonom memperkirakan tidak ada pertumbuhan. Inflasi grosir mengalami penurunan yang lebih rendah dari perkiraan, yaitu 2,1 persen secara tahunan sedangkan para memproyeksi sebesar 2,2 persen.
Penguatan indeks di kawasan Asia turut ditopang meredanya kekhawatiran pasar terhadap kecerdasan buatan (AI) yang picu koreksi di seluruh bursa di kawasan ini.
Dikutip dari CNBC Internasional pada Senin, 10 Novenber 2025, indeks acuan Jepang, Nikkei 225, naik 0,48 persen. Indeks Topix melesat 0,37 persen.
Di Korea Selatan, indeks Kospi Korea meningmat 1,5 persen. Indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil dibuka datar.
Indeks S&P/ASX 200 Australia mencatat lonjakan sebesar 0,25 persen. Sayangnya, indeks Hang Seng turun dari 26.241,83 ke level 26.121.
Pada akhir pekan, Wall Street bergejolak. Nasdaq Composite tergerus 0,22 persen menjadi 24.004,53.
Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 bergerak ke zona hijau setelah Pemimpin Minoritas Senat, Chuck Schumer, menawarkan rencana terkait penutupan pemerintah (shutdown government) kepada Partai Republik. Masing-masing naik 0,16 persen dan 0,13 persen.
Bursa Asia Rontok, Saham AI Jadi Biang Kerok
Bursa Asia merosot pada pembukaan perdagangan Jumat, 7 November 2025. Koreksi menyusul penurunan di bursa Amerika Serikat (AS) seiring koreksi saham AI picu kepanikan.
VIVA.co.id
7 November 2025

3 weeks ago
10









