Cantik Tak Harus Mahal: Begini Cara Memulai Perawatan Kulit yang Benar

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang masih beranggapan bahwa tampil cantik membutuhkan biaya besar dan perawatan mewah di klinik kecantikan. Namun, kenyataannya tidak demikian. Untuk memulai perawatan kulit yang benar, kunci terpenting justru ada pada rutinitas dasar yang konsisten dan memahami kebutuhan kulit masing-masing.

Dokter Estetika, dr. Maria Angelina Bunawan, menjelaskan, standar cantik bersifat subjektif dan sangat personal. Tidak ada satu definisi yang cocok untuk semua orang.

"Cantik itu seperti pepatah, it’s on the eyes of the beholder. Apa yang kamu lihat itu ya versi cantiknya kamu sendiri," ujar Maria kepada Health Liputan6.com di pembukaan gerai baru Beauty World Indonesia belum lama ini.

Gerai yang berdiri sejak 2015 itu kini hadir dengan tampilan modern, lebih nyaman, dan aesthetic, mengikuti kebutuhan konsumen yang mencari pengalaman belanja sekaligus gaya hidup. 

Lebih lanjut, Maria, mengatakan, karena setiap orang memiliki kebutuhan kulit yang berbeda, tidak mungkin ada satu jenis perawatan atau jumlah biaya yang berlaku sama untuk semua.

"Budget tiap orang pasti berbeda-beda. Itu sebabnya dunia kecantikan menyediakan pilihan dari yang paling low hingga high. Semua bisa menyesuaikan kemampuan," ujarnya.

Maria mengingatkan bahwa langkah pertama merawat kulit bukanlah membeli produk mahal atau langsung mencoba berbagai treatment. Fondasi utama kecantikan justru ada pada perawatan dasar yang tepat.

Dia mengibaratkan skincare sebagai 'makanan' untuk kulit, yang wajib diberikan setiap hari agar kulit tetap sehat.

"Skincare itu personalized. Sama seperti manusia butuh makan, kulit juga butuh nutrisi dasar," katanya.

Menurut Maria, ada empat produk dasar yang wajib dimiliki pemula:

1. Cleanser: Membersihkan wajah dari kotoran dan minyak.
2. Moisturizer: Menjaga kelembapan dan memperkuat skin barrier.
3. Serum: Memberikan nutrisi tambahan sesuai kebutuhan kulit.
4. Sunscreen: Perlindungan utama untuk mencegah kerusakan akibat sinar UV.

"Basic skincare itu dari cleanser, moisturizer, serum, dan paling penting adalah sunscreen. That’s it," ujar Maria.

Keempat langkah ini menjadi pondasi sebelum seseorang mencoba bahan aktif seperti retinol, AHA/BHA, atau niacinamide.

Meskipun skincare merupakan fondasi, Maria menyebutkan bahwa produk topical memiliki keterbatasan dalam menangani beberapa masalah kulit. Pada titik ini, treatment di klinik bisa menjadi pendamping yang membantu hasil lebih optimal.

"Sometimes skincare itu ada batasnya. Itu sebabnya treatment ke dokter merupakan tambahan dari skincare," tambahnya.

Treatment di klinik dapat bekerja lebih dalam dan memberikan hasil yang tidak bisa dicapai hanya dengan skincare harian.

Namun, bukan berarti semua orang harus langsung melakukan prosedur klinis. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. "Itu dua kunci yang nggak bisa dipisahkan," tambahnya.

Sementara itu, pertumbuhan minat masyarakat terhadap perawatan diri juga tercermin dari semakin kuatnya industri kecantikan di Indonesia.

CEO Beauty World Indonesia, Efendi Tan, mengatakan, industri kecantikan terbukti tahan krisis dan tidak pernah sepi peminat.

"Gerai baru ini menawarkan pengalaman berbelanja kecantikan yang semakin lengkap, lebih nyaman, dan lebih aesthetic. Setiap sudutnya Instagram-able dan tetap menyajikan rangkaian produk yang super lengkap," ujar Efendi.

Ke depan, Beauty World Indonesia menargetkan memiliki pabrik sendiri untuk menghadirkan lebih banyak brand lokal yang kompetitif.