Jakarta, VIVA – Peringatan Hari Prematur Sedunia yang jatuh setiap 17 November kembali menjadi momentum untuk menyoroti isu kelahiran prematur serta kompleksitas perawatan bayi yang lahir sebelum waktunya.
Tahun ini, perhatian publik turut tertuju pada kisah personal aktris Arumi Bachsin, yang membagikan curhatnya tentang perjuangan membesarkan buah hatinya yang lahir prematur. Seperti apa ceritanya? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Dalam sebuah kesempatan, Arumi mengungkap perjalanan emosional yang harus dilaluinya sejak hari pertama sang anak hadir ke dunia.
“Menjadi ibu dari bayi prematur adalah perjalanan yang penuh tantangan dan emosi. Setiap detik terasa berharga, namun juga dipenuhi kekhawatiran. Memberikan ASI eksklusif menjadi prioritas utama, meski tidak selalu mudah. Setiap tetes terasa seperti harapan baru bagi masa depan yang lebih baik,” ujar Arumi dalam keterangannya, dikutip Minggu 7 Desember 2025.
Ia menambahkan bahwa dukungan tenaga kesehatan menjadi sandaran penting di tengah masa-masa sulit itu.
“Saya merasakan dukungan yang luar biasa dari dokter dan tenaga kesehatan selama proses ini. Semua itu membuat perjuangan ini terasa berarti,” imbuh Arumi.
Kelahiran Prematur Masih Jadi Tantangan Kesehatan Serius
Kisah Arumi menggambarkan sisi emosional yang dialami banyak keluarga yang tengah berjuang untuk bayi prematur. Secara global, kelahiran prematur masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di bawah usia lima tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 15 juta bayi lahir prematur setiap tahun dan lebih dari satu juta di antaranya meninggal akibat komplikasi yang sebenarnya dapat dicegah.
Indonesia sendiri menempati peringkat kelima tertinggi dunia, dengan estimasi 675.700 bayi lahir prematur setiap tahun. Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2024, prematuritas dan BBLR masih menjadi penyebab dominan kematian bayi pada fase neonatal dan post-neonatal.
Pentingnya Asupan Gizi dan Perawatan Holistik
Tenaga kesehatan menegaskan bahwa perjuangan keluarga bayi prematur tidak berhenti pada masa awal kelahiran. Perawatan terstruktur dan pemenuhan gizi optimal sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap berjalan baik.
Spesialis Anak dan Neonatologi RSCM, Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp. Neo., mengingatkan bahwa kualitas pertumbuhan bayi prematur sangat ditentukan sejak hari pertama kehidupan.
Halaman Selanjutnya
“Perawatan bayi prematur tidak hanya berfokus pada kelangsungan hidup, tetapi juga pada kualitas tumbuh kembangnya. ASI adalah sumber gizi utama bagi bayi prematur,” tuturnya.

6 hours ago
2









