Dokter Kecantikan Blak-blakan Besaran Biaya yang Dibutuhkan untuk Menjadi Cantik!

1 day ago 5

Minggu, 7 Desember 2025 - 00:21 WIB

Jakarta, VIVA – Di Indonesia, definisi “cantik” kerap diasosiasikan dengan kulit cerah, wajah mulus, dan fitur yang dianggap ideal. Namun standar tersebut terus bergeser, mengikuti perkembangan budaya populer, tren media sosial, hingga preferensi pribadi setiap individu.

Di tengah variasi standar inilah muncul satu pertanyaan klasik: seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi cantik? Scroll untuk mengetahui jawaban dari sudut pandang dokter, yuk!

Aesthetic Doctor, dr. Maria Angelina menegaskan bahwa tidak ada satu rumus baku mengenai kecantikan maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapainya. Menurutnya, persepsi cantik sangat subjektif dan tak bisa diukur lewat angka.

“Butuh spend berapa duit sih kita untuk cantik itu? Cantik itu sebenarnya kayak pepatah ya, It's on the eyes of the beholder. Jadi apa yang kamu lihat itu ya menurut versi cantiknya kamu sendiri,” jelas dokter Maria saat pembukaan gerai baru Beauty World di Jakarta, baru-baru ini. 

Dokter Maria menambahkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga mustahil menetapkan satu standar anggaran kecantikan untuk semuanya.

“Menurut saya yang namanya budget itu kita nggak bisa terapkan untuk tiap orang sama. Karena pasti kebutuhan akan berbeda-beda. That's why kalau dibilang cantik itu seperti apa? It depends on your eyes,” pungkasnya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan tren kecantikan di Indonesia yang semakin inklusif: masyarakat mulai menyadari bahwa kecantikan tidak seragam, dan setiap orang berhak menentukan versi cantiknya sendiri.

Industri Kecantikan Tetap Resilien di Tengah Ekonomi Lesu

Meski situasi ekonomi melambat, kebutuhan perempuan maupun laki-laki untuk merawat diri tetap tinggi. Industri kecantikan pun menunjukkan ketahanan kuat. CEO Beauty World Indonesia, Efendi Tan, menyebut sektor ini jarang terdampak kondisi krisis.

“Industri kecantikan memang tidak pernah sepi. Ini karena industri kecantikan paling mampu menahan krisis. Bahkan, ketika terjadi krisis pun, bisnis Beauty World Indonesia tetap berkembang,” katanya.

Salah satu buktinya adalah pembukaan kembali gerai Beauty World Indonesia. Gerai yang telah hadir sejak 2015 itu kini menampilkan konsep lebih modern dan estetik.

Halaman Selanjutnya

“Gerai baru ini menawarkan pengalaman berbelanja kecantikan yang semakin lengkap, lebih nyaman, dan lebih aesthetic. Setiap sudutnya aesthetic, cocok sebagai spot foto kekinian,” ujar Efendi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |