Banjarmasin, VIVA - Seorang guru SMP di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ais menceritakan kisah muridnya bernama Alfin. Sang murid dinilai sangat terbantu dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto.
Ais menyampaikan, Alfin merupakan salah seorang muridnya yang memerlukan perhatian khusus. Kondisi Alfin karena orangtuanya bercerai dan perekonomiannya sulit.
Menurut Ais, kehidupan Alfin juga sulit karena saat ini hanya tinggal dengan ibunya yang tak bisa bekerja.
"Sebagai guru aku cukup tahu kehidupan siswaku yang satu ini. Alfin juga salah satu siswa yang perlu perhatian khusus. Baik dari sisi akademik maupun sisi lainnya," kata Ais dalam akun TikTok IbuAis, dikutip pada Minggu, 19 Januari 2025.
Program Makan Bergizi Gratis, Program Makan Siang Gratis
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Ais bilang, Alfin sulit mendapatkan makanan yang layak untuk dikonsumsi setiap harinya. Sebab, Alfin tak menerima uang saku dari orangtuanya.
Begitu juga usai pulang sekolah, Alfin mesti menjajakan kerupuk dari warung ke warung. "Pernah suatu waktu aku bertanya Alfin, dikasih uang jajan berapa, dia jawab ulun kade besangu (belum dapat uang), Bu," tuturnya.
"Setelah kutanya, ternyata untuk jajannya sendiri bahkan untuk makan keluarganya di rumah, dia harus menjajakan kerupuk setelah pulang sekolah hingga malam hari, dari warung ke warung," cerita Ais.
Dengan kondisi itu, Alfin jarang bisa sarapan di rumah. Ais mengaku bersyukur dengan program MBG akhirnya terealisasi dan bisa membantu Alfin yang sulit memenuhi kebutuhan makannnya sendiri.
"Unuk makan satu kali sehari aja susah katanya. Bersyukur dengan adanya program makan bergizi gratis ini," tuturnya.
Menurut dia, mungkin banyak siswa lain seperti Alfin lain lebih berat lagi untuk bertahan hidup.
"Sekolah tanpa uang jajan dan tanpa sarapan, apalagi makan siang di sekolah," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
"Setelah kutanya, ternyata untuk jajannya sendiri bahkan untuk makan keluarganya di rumah, dia harus menjajakan kerupuk setelah pulang sekolah hingga malam hari, dari warung ke warung," cerita Ais.