VIVA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, didampingi Plt. Dirjen Perkebunan, Heru Tri Widarto, hadiri pertemuan 20th Internasional Palm Conference (IPOC), Kamis (7/11/2024) di Bali.
IPOC ini digelar untuk meningkatkan pengembangan dan strategi dalam menanggapi isu-isu global yang berdampak pada industri kelapa sawit.
Pada kesempatan ini, Wamentan meminta seluruh pengusaha sawit untuk mendampingi seluruh petani sawit dan melakukan pembinaan kepada petani agar benih unggulan kelapa sawit yang ditanam dapat menghasilkan minyak sawit mentah yang unggul.
"Kami sebagai pemerintah ingin menjaga kelapa sawit ini. Sesuai Arahan Bapak Presiden RI, tujuan pembangunan Indonesia saat ini bagaimana menciptakan rakyat kita tambah sejahtera, maka kami ingin mengajak GAPKI dan seluruh pihak untuk berkolaborasi bersama membina petani sawit dan membantu memastikan petani memperoleh benih unggul, sehingga petani tidak akan rugi," ujarnya.
Wamentan berharap, petani sawit mendapatkan manfaat yang besar dari pembinaan benih sawit yang berkualitas. Sebagai bagian dalam mengawal Program Ketahanan Pangan Nasional.
Diketahui bahwa Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dan berperan penting dalam pasar minyak nabati global. Industri kelapa sawit tidak hanya menjadi sumber utama pendapatan nasional, tetapi juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 16 juta orang yang bekerja di industri kelapa sawit (on farm dan off farm), termasuk petani skala kecil di berbagai daerah di Indonesia.
Seperti kita ketahui bersama, pentingnya Minyak Kelapa Sawit dalam sektor energi sebagai salah satu sumber dalam pencampuran biodiesel menjadi B50 (50% kandungan biodiesel) dan di masa mendatang sebagai bahan baku energi terbarukan yang lebih luas.
Konfrensi ini memberikan analisis terhadap kebijakan domestik terkait dan ketahanan industri dalam menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia di pasar minyak nabati, diplomasi ekonomi dan perbaikan tata kelola perkebunan kelapa sawit, serta keberlanjutan kelapa sawit di pasar uni eropa pada tahun mendatang.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto menjelaskan, saat ini telah digencarkan replanting pada tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif, selain itu untuk mendukung swasembada pangan dilakukan juga tumpang sari kelapa sawit dengan padi gogo yang nantinya akan memberikan keuntungan ganda bagi petani.
"Pemerintah juga saat ini tengah menggencarkan sertifikasi perkebunan kelapa sawit seperti Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai langkah untuk mewujudkan standar yang dilakukan internasional, serta meningkatkan daya saing produk kelapa sawit di pasar global)," jelas Heru.
Sebagai informasi, kebijakan Indonesia di bidang pangan dan energi berfokus pada peningkatan swasembada, mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan memperkuat keberlanjutan ketahanan ekonomi maupun ramah lingkungan.
"Tentunya strategi dan kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan hasil atau produktivitas minyak kelapa sawit dan memenuhi target energi berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Konfrensi ini memberikan analisis terhadap kebijakan domestik terkait dan ketahanan industri dalam menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia di pasar minyak nabati, diplomasi ekonomi dan perbaikan tata kelola perkebunan kelapa sawit, serta keberlanjutan kelapa sawit di pasar uni eropa pada tahun mendatang.