Jakarta, VIVA – Komando Pasukan Khusus (Kopassus), unit elite Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), telah lama menjadi simbol kekuatan militer Indonesia yang disegani.
Pasukan militer Kopassus menjadi tentara yang ditakuti sekaligus jadi kebanggaan Indonesia karena sepak terjangnya, prajurit Kopassus mampu menguasai berbagai macam taktik dan teknik ilmu perang khusus yang mahir dari segala medan, baik di darat, laut dan udara.
Namun, di balik prestasi luar biasa Kopassus, ada sosok visioner yang berjasa besar, yakni Letnan Kolonel Infanteri Mochammad Idjon Djanbi. Dialah yang meletakkan fondasi bagi terbentuknya korps baret merah in
Sebelum bernama Kopassus, awal mulanya kesatuan ini bernama Kesatuan Komando Teritorium III, kesatuan tersebut menjadi cikal bakal terbentuknya Korps baret merah yang dipercayakan kepada Letnan Kolonel Infanteri Mochamad Idjon Djanbi.
Profil dan Sepak Terjang Letkol inf Mochamad Idjon Djanbi
Letkol inf Idjon Djanbi memiliki nama asli Rokus Bernardus Visser, lahir di Zuid-Holland, Belanda pada 13 Mei 1914, ia merupakan salah satu pendiri dan komandan pertama Kopassus Indonesia.
Pria yang dijuluki bapak Kopassus itu pindah ke Indonesia dan menjadi pasukan militer Indonesia usai dinaturalisasi dari Belanda berkat kecintaannya pada Tanah Air.
Sebelumnya ia bergabung dengan kesatuan tempur Angkatan Darat Belanda bernama Brigade Princess Irene, ia pernah membela negaranya pada Perang Dunia II pada Mei 1940 dari diinvasi Jerman
Usai Belanda hengkang dari Indonesia pada 1947 Idjon Djanbi tak pulang ke negaranya dan memilih menetap di Indonesia hingga memilih menikahi seorang perempuan Indonesia dan memeluk agama Islam.
Usai menikah dan menetap di Indonesia, Idjon Djanbi kemudian diminta oleh Kolonel A.E. Kawilarang yang dibentuk Panglima Siliwangi untuk merintis pasukan komando dan diangkat jadi Mayor Infanteri berkat pengalamannya yang mumpuni di medan perang sebagai anggota pasukan komando saat Perang Dunia II.
Pembentukan pasukan elit militer ini akhirnya mulai membuahkan hasil dengan sukses mengatasi pemberontakan DI/TII dan PRRI Permesta.
Sejak 16 April 1952, terbentuklah pasukan khusus dengan nama Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi atau Kesko III di bawah komando Idjon, yang kemudian sekarang dikenal dengan nama Kopassus.
Di bawah kepemimpinannya Kesko menjadi pasukan yang kuat dan mampu menumpas operasi pemberontakan yang menjamur di Indonesia, oleh karena itu berkat kontribusinya di pasukan elite TNI AD, Letkol Idjon Djanbi didaulat sebagai Bapak Kopassus.
Halaman Selanjutnya
Usai Belanda hengkang dari Indonesia pada 1947 Idjon Djanbi tak pulang ke negaranya dan memilih menetap di Indonesia hingga memilih menikahi seorang perempuan Indonesia dan memeluk agama Islam.