Jakarta, VIVA – Emas merupakan salah satu komoditas tambang yang memiliki nilai strategis tinggi di tengah ketidakpastian global. Di kondisi ekonomi dunia yang bergejolak, logam mulia ini tetap menjadi instrumen lindung nilai (hedging) yang diandalkan banyak negara, terutama bank sentral, dalam menjaga stabilitas mata uang dan mengantisipasi inflasi.
Tidak kurang dari 35.000 metrik ton emas kini tersimpan di berbagai bank sentral di seluruh dunia. Permintaan terhadap emas pun terus menunjukan tren kenaikan, didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik, inflasi global, dan ketidakstabilan ekonomi pasca-pandemi.
Hal ini menjadikan produksi emas sebagai indikator penting dalam kekuatan ekonomi suatu negara. Negara-negara produsen emas pun berlomba mengamankan cadangan dan meningkatkan produksi untuk menjaga posisi mereka dalam peta ekonomi dunia.
Dalam laporan yang dirilis oleh World Gold Council, terungkap sepuluh negara dengan produksi emas tertinggi di dunia pada tahun 2024. Negara-negara tersebut berasal dari berbagai benua dan memiliki karakteristik sumber daya alam yang beragam.
Menariknya, Indonesia menempati posisi ke-10. Ini sekaligus menegaskan peran strategis sektor pertambangan emas nasional di kancah global.
Berikut daftar 10 negara penghasil emas terbesar di dunia tahun 2024, dalam satuan metrik ton, seperti dikutip dari akun Instagram World Visualized, Selasa, 13 Mei 2025.
1. China – 368,3 ton
2. Rusia – 331,1 ton
3. Australia – 327,8 ton
4. Amerika Serikat – 190,2 ton
5. Kanada – 170,6 ton
6. Ghana – 138,7 ton
7. Brasil – 107 ton
8. Uzbekistan – 101,6 ton
9. Meksiko – 101,6 ton
10. Indonesia – 100,9 ton
Indonesia sendiri telah meluncurkan bank emas atau bullion bank pada Februari 2025, sebagai langkah strategis dalam memperkuat ekosistem industri emas nasional. Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan dua lembaga pertama yang mendapatkan lisensi sebagai bullion bank, yaitu PT Pegadaian (anak usaha Bank Rakyat Indonesia) dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Bullion bank ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan cadangan emas domestik, menyediakan layanan seperti simpanan emas, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stok emas tetap berada di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan luar negeri, serta meningkatkan nilai tambah dari sektor pertambangan emas Indonesia.
Halaman Selanjutnya
1. China – 368,3 ton2. Rusia – 331,1 ton3. Australia – 327,8 ton4. Amerika Serikat – 190,2 ton5. Kanada – 170,6 ton6. Ghana – 138,7 ton7. Brasil – 107 ton8. Uzbekistan – 101,6 ton9. Meksiko – 101,6 ton10. Indonesia – 100,9 ton