Kamis, 7 November 2024 - 14:40 WIB
VIVA – Setelah dipastikan kembali menduduki posisi sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump langsung melakukan komunikasi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Rabu 6 November 2024.
Trump kembali terpilih menjadi Presiden AS, usai mengalahkan kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, dalam Pemilihan Umum yang digelar pada 5 November 2024 lalu.
Kembalinya Trump disinyalir menjadi ancaman tersendiri bagi Iran, yang tengah terlibat konflik bersenjata dengan Israel. Hal ini lah yang menjadi pembahasan antara Trump dan Netanyahu.
Terlebih, Netanyahu menyatakan bahwa terpilihnya Trump adalah "kebangkitan terhebat dalam sejarah."
VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di Beirut, Lebanon
Photo :
- Agence France-Presse
Beberapa jam usai kedua pemimpin negara itu melakukan kontak, militer Israel kembali membombardir Beirut, Lebanon, untuk melibas sejumlah situs milisi Hizbullah.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari RTL Today, Trump menyepakati kerja sama untuk mendukung keamanan Israel. Terutama, dari ancaman langsung yang datang dari Iran.
"Melalui telepon pada hari Rabu, pasangan itu sepakat untuk bekerja sama demi keamanan Israel dan membahas ancaman Iran," bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel.
Di sisi lain, Hizbullah menegaskan bahwa Pemilu Amerika tidak akan berpengaruh pada perang. Terutama sejak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan agresi ke Lebanon pada Oktober 2024 lalu.
VIVA Militer: Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan pihaknya akan terus melawan serangan tentara zionis. Qassem memastikan, seluruh anggota Hizbullah adalah pasukan terlatih dan siap terlibat dalam pertempuran.
"Kami memiliki puluhan ribu pejuang perlawanan terlatih" yang siap bertempur, yang akan menghentikan (Israel dalam) perang ini di medan perang," ujar Qassem.
Halaman Selanjutnya
"Melalui telepon pada hari Rabu, pasangan itu sepakat untuk bekerja sama demi keamanan Israel dan membahas ancaman Iran," bunyi pernyataan Kantor Perdana Menteri Israel.