Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto hari ini memberikan gelar pahlawan nasional terhadap 10 tokoh tanah air. Salah satunya Sarwo Edhie Wibowo, yang merupakan salah satu tokoh militer paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Gelar pahlawan nasional ini diberikan sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025 Tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Dalam pemberian gelar pahlawan nasional ini, selain Sarwo Edhie Wibowo, sosok lainnya yang juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional adalah Soeharto, presiden ke-2 RI yang juga memiliki latar belakang di bidang militer. Menariknya, ternyata kedua tokoh militer tersebut sempat memberikan sindirian terhadap Soeharto.
Salah satu sindirian Sarwo Edhie Wibowo ini terkait dengan anak laki-laki Soeharto. Melansir laman Historia yang dikutip dari Buku Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto, Guru Besar di Universitas Pertahanan Sarwo Edhie sempat memberikan sindiran pada Soeharto di tahun1980-an yakni ’Kok pak Harto tak seorang pun anaknya yang jadi tentara’.
Hal ini berbanding terbalik dengan Sarwo Edhie Wibowo yang mana anak laki-laki dan tiga menantunya merupakan tentara. Putranya, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, sebelumnya Komandan Kopassus, Panglima Kodam Wiliwangi, dan Panglima Kostrad.
Berdasarkan keterangan Salim Said dalam buku tersebut, prinsip Soeharto tampaknya kalau bisa kaya raya dengan cepat mengapa harus bersusah-susah menjadi bawahan sebelum akhirnya menjadi jendral. Lagi pula menjadi jenderal pun belum tentu kaya, buktinya Sarwo Edhie. Sarwo dikenal sebagai seorang jenderal terkenal yang tetap tidak punya apa-apa bahkan tidak punya rumah pribadi hingga akhir hayatnya.
”Dalam hal ini, Soeharto lebih cerdik, praktis, dan realistis ketimbang Sarwo. Buktinya anak-anak Soeharto difasilitasi untuk berdagang saha dan memang semua kemudian menjadi kaya raya,” kata Salim Said.
Awal Mula Pertanyaan Sarwo Edhie Wibowo Soal Anak-anak Soeharto
Dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit, Sarwo Edhie Wibowo yang saat itu menjabat sebagai komandan Kodam II/Bukit Barisan di Medan Sumatera Utara tiba-tiba ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Rusia oleh Soeharto. Melansir Historia dari buku Kepak Sayap Putri Prajurit, Ani Yudhoyono sempat menyebut bahwa sang ayah terpukul dengan keputusan pemerintah saat itu disaat karir militer Sarwo Edhie yang cemerlang.
Halaman Selanjutnya
Namun nasib berpihak pada Sarwo Edhie saat itu dirinya tidak jadi dikirim ke Rusia dan menjabat sebagai Pangdam XVII/Cendrawasih. Setelahnya dia dipindah menjadi Gubernur Akmil di Akademi Militer.

3 weeks ago
9









