Sumber : Kendari VIVA – Kapolsek dan Kanit Reskrim Polsek Baito, Konawe Selatan, menjalani sidang etik di Propam Polda Sulawesi Tenggara. Sidang etik Kapolsek Ipda Muh Idris dan Kanitreskrim Aipda Amiruddin, itu dilakukan lantaran telah terlibat dalam kasus pemerasan terhadap guru honorer Supriyani. Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Pol Iis Kristian mengatakan, kedua personel itu disidang etik oleh Propam Polda Sultra lantaran terindikasi telah melakukan permintaan uang Rp 2 juta sebagai bentuk pemerasan dalam menangani kasus. “Propam melakukan pemeriksaan kode etik terhadap oknum yang terindikasi diduga minta uang Rp 2 juta. Mereka adalah oknum Kapolsek dan Kanit Reskrim yang baru,” kata Iis saat dikonfirmasi awak media di Kendari, Kamis 7 November 2024 Dia menerangkan bahwa pemeriksaan kode etik di Bid Propam Polda Sultra itu digelar pada Selasa 5 November 2024. Keduanya diduga kuat menerima uang Rp 2 juta dalam kasus ini. Hal itu pun dibuktikan berdasar dari pemeriksaan 6 personel polisi kemudian keterangan langsung juga dari Supriyani dan suaminya serta kepala desa. "Pemeriksaan terhadap saksi dengan meminta klarifikasi beberapa orang personel yakni total 6 polisi. Terus pemeriksaan juga dilakukan kepada suami dari Supriyani, Supriyani, dan kepala desa. Klarifikasi langsung dilakukan tim internal Propam dan akhirnya 2 personel ini disidang etik," terangnya. Kombes Iis juga menyebut, jika pihaknya tidak hanya mengusut kasus pemerasan Rp 2 juta itu. Tetapi kasus dugaan uang damai senilai Rp 50 juta yang viral itu kini tengah ditangani. “Soal kasus dugaan uang damai yang bergulir kini masih dalam proses pendalaman dengan memintai keterangan dari beberapa orang,” katanya. Lebih lanjut, Iis menambahkan bahwa Kapolda Sultra Irjen Dwi Irianto meminta dengan tegas agar kasus Supriyani diatensi dengan baik. Oknum-oknum polisi yang melakukan penyimpangan sebaiknya ditindak langsung dengan pemberian sanksi tegas. “Bapak Kapolda komitmen terhadap oknum yang melakukan penyimpangan saat melaksanakan tugas.Intinya bapak Kapolda Sultra tegas, tidak main-main soal ini. Jangan hanya karena 2 orang institusi kita rusak," tegasnya.
VIVA.co.id 7 November 2024 Berita Terkait
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Para pelaku kesal karena kelompok lawan tak datang sehingga gagal tawuran. Mereka pun lampiaskan ke area sekitar termasuk sekuriti.
Seorang wanita berinisial WS (27) menjadi korban penganiayaan oleh suaminya, RS (30), di sebuah rumah kontrakan di Jalan Hankam, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu
Bea Cukai Malili musnahkan 918.126 batang rokok dan 66 liter minuman mengandung etil alkohol (MMEA) ilegal.
Bea Cukai dan Satuan Tugas Narkotika (Narcotics Investigation Center/NIC) Bareskrim Polri bongkar upaya penyelundupan narkotika di Perairan Aceh Tamiang.
Para pengeroyok itu diduga anggota ormas Pemuda Pancasila (PP). Salah satu pelaku ditangkap tengan mengkonsumsi miras.
Terpopuler
Para pelaku kesal karena kelompok lawan tak datang sehingga gagal tawuran. Mereka pun lampiaskan ke area sekitar termasuk sekuriti.
Kubu Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution saling lapor ke polisi buntut kericuhan antara pendukung pada debat publik kedua Pilgub Sumut Rabu malam
Cawagub nomor 1, Ade Sumardi memastikan hubungan Pemprov Banten dan pemerintahan Presiden Prabowo pasti baik. Mengingat cagub Airin Rachmi Diany itu tim sukses di pilpres
KPK menyebutkan bahwa terdakwa Rafael Alun Trisambodo telah melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) tidak sendirian.
Selengkapnya Partner
Link live streaming pertandingan Liga Europa 2024/25 antara Manchester United vs PAOK yang akan berlangsung Jumat
Manchester United akan menghadapi PAOK di matchweek ke-4 Liga Europa 2024/25. Kedua tim berjuang mencari kemenangan pertama musim ini. Simak jadwal le
Apple MacBook Pro 2024 dilengkapi prosesor M4 Max, layar Nano-Texture, dan Thunderbolt 5, memberikan performa tinggi untuk profesional dan pengguna kr
Selengkapnya Isu Terkini
Viral Guru VC Polwan karena Tak Berani Tegur Murid yang Bertengkar
Media sosial dihebohkan dengan momen lucu tentang guru yang meminta bantuan seorang polisi wanita (Polwan) untuk menegur murid-muridnya yang sedang bertengkar di sekolah.