VIVA – Aktris sekaligus mantan anggota JKT48, Nabilah Ayu, baru-baru ini membagikan pengalamannya setelah menjadi relawan kemanusiaan untuk warga Palestina. Dalam wawancara eksklusif, Nabilah menceritakan perjalanan rohaninya saat mengunjungi kamp pengungsian di Yordania dan bagaimana pengalaman itu mengubah cara pandangnya terhadap hidup.
“Alhamdulillah aku sempat ke Yordania, terus ke Aqsa, lalu ke Mesir. Tapi untuk penyalurannya sendiri, itu aku ada di Yordania, karena memang kamp pengungsiannya ada di sana, jadi bertemu sama saudara-saudara Palestina itu di Yordania,” ujar Nabilah kepada media pada Senin, 10 November 2025.
Nabilah Ayu eks JKT48.
Photo :
- Instagram @nblh.ayu
Ia mengaku mendapat kesempatan itu setelah diajak oleh Ustaz Erick Yusuf bersama tim Relawan Nusantara. Awalnya, Nabilah sempat ragu karena belum pernah bepergian sejauh itu dan khawatir dengan keamanan di wilayah tersebut. Namun, setelah melakukan istikharah dan meyakinkan diri, ia akhirnya berangkat bersama sang ibu.
“Aku sih alhamdulillah senang banget, tapi tetap ya aku istikharah juga, melibatkan Allah, karena aku belum pernah ke sana. Papa juga sempat khawatir, tapi alhamdulillah semua berjalan aman,” tuturnya.
Selama di kamp pengungsian, Nabilah aktif menyalurkan bantuan berupa bahan makanan pokok, makanan hangat, serta susu untuk anak-anak. Ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial seperti bermain, bernyanyi, hingga mengadakan lomba kecil bersama anak-anak Palestina.
“Kami nggak hanya membagikan bantuan, tapi juga menghibur mereka. Harapannya, meski hanya sebentar, kehadiran kami bisa bikin mereka bahagia,” katanya.
Namun, di balik momen bahagia itu, Nabilah mengaku banyak momen haru yang membuatnya tersentuh. Ia bertemu dengan anak-anak yang kehilangan anggota keluarga dan sebagian besar sudah mengalami luka fisik akibat konflik.
“Banyak adik-adik di sana yang sudah kehilangan tangan, kaki, bahkan penglihatannya. Itu momen paling berkesan buat aku, bikin aku sadar betapa besar nikmat Allah yang selama ini aku dapat,” ucap Nabilah.
Menurutnya, pengalaman itu menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia merasa lebih ingin dekat dengan keluarga dan memperkuat ibadah setelah melihat keteguhan hati masyarakat Palestina.
Halaman Selanjutnya
“Mereka sudah kehilangan keluarga, tapi tetap bertauhid dan tetap cinta sama Allah. Aku jadi merasa tertampar. Aku harus lebih bersyukur, lebih semangat ibadah, dan lebih dekat sama keluarga,” ungkapnya.

3 weeks ago
8









