Ngeri! Angela Gilsha Diusir dari Tambang Nikel Raja Ampat, Ungkap Kerusakan Parah dan Serukan Kepedulian Lingkungan

21 hours ago 1

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:27 WIB

Raja Ampat, VIVA –  Raja Ampat, surga bawah laut yang keindahannya diakui dunia, kini tengah menghadapi ancaman serius dari aktivitas pertambangan nikel. Aktris Angela Gilsha, yang dikenal vokal menyuarakan isu lingkungan, baru-baru ini mengalami insiden menegangkan saat mencoba mendekati lokasi tambang di wilayah tersebut. Ia mengaku diikuti kapal kecil dan diminta menjaduh dari kawasan tambang itu. Namun pengalamannya itu justru kian menguatkan tekadnya untuk menyerukan kepedulian terhadap kelestarian alam Papua Barat.

Dalam unggahan media sosialnya, Angela Gilsha menceritakan detail insiden yang dialaminya. Niat awalnya adalah melihat langsung kondisi di lapangan dan mendokumentasikan dampak tambang nikel terhadap lingkungan. Namun, saat ia mencoba mendekat, ia dihadang dan diminta pergi dari area tersebut. "Aku diusir pas mendekat area tambang nikel Raja Ampat," tulis Angela dengan nada kekecewaan yang kentara.

Meskipun diusir, Angela berhasil melihat kerusakan lingkungan yang miris akibat aktivitas tambang. Ia menyoroti perubahan signifikan pada lanskap alam yang dulunya asri, kini terpapar dampak eksploitasi. Pengalaman pahit ini memicu Angela untuk lebih gencar menyuarakan keprihatinan dan mengajak masyarakat luas untuk peduli.

"Ini bukan cuma tentang Raja Ampat, tapi tentang masa depan bumi kita," ujarnya dalam sebuah pernyataan, menekankan bahwa masalah lingkungan ini bukan hanya isu lokal, melainkan permasalahan global yang membutuhkan perhatian kolektif. Ia juga mengajak para pengikutnya untuk tidak tinggal diam dan turut serta dalam upaya menjaga kelestarian alam.

Insiden yang dialami Angela Gilsha ini menambah panjang daftar kekhawatiran dari berbagai pihak mengenai eksploitasi nikel di Raja Ampat. Sebelumnya, musisi Ahmad Dhani juga telah menyuarakan kemarahannya atas kabar kerusakan alam di wilayah tersebut. Meskipun pemerintah telah mencabut beberapa Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di pulau-pulau kecil Raja Ampat, namun masih ada kekhawatiran terhadap kelangsungan operasi tambang lain di area yang berdekatan dengan kawasan konservasi.

Berikut cerita perjalanan Angela Gilsha yang mengalami insiden menegangkan yang diposting di akun Instagram miliknya. 

Tadi kita ke sebuah pulau, lalu pulau itu benar-benar indah banget, rasanya kayak unreal ada di situ. Pasir putih, koralnya warna neon warna warni, semua ikan warna warni di situ. 

Lagi makan makanan yang ada di koral. Pokoknya uh bener bener rame banget itu lautan sama ikan warna warni cantik banget. Setelah kita dari pulau itu, kita pindah ke pulau satu lagi yang ada di belakangnya. Di situ aku lihat secara langsung dengan mata kepala sendiri, pulau yang setengahnya bagian atasnya itu udah terkeruk, udah berupa tanah-tanah, dan udah banyak alat alat berat di situ, dan di sekitar pantainya juga pasirnya udah coklat dan airnya juga sudah keruh karena semalam kan ujan deres, pasir dari atas itu semuanya masuk ke laut dan itu merusak koral-koral dan ikan tidak mau tinggak di situ.

Di situ ada petugas keamanan yang membunyikan klakson dari atas pulaunya suara tin tin keras banget, di situ aku mulai panik dong, kenapa si kita ditintinin, ini kan legal ya di sini, terus kenapa emangnya gak boleh lihat ya? Gak lama kita pergi dari situ, kita kira aman nih, oh ya sudah. Ternyata, kita dikejar sama ada kapal aku gak tau itu siapa, kirain kayak ini kan pengalaman pertama aku ikut kayak gini kan (bearing witness). Aku kira kayak speedboat nya tuh paling cuma niat ngusir atau kepo kami siapa, tapi ternyata kami diikuti sampai jauh banget. 

Bener bener kita udah mau nyampe homestay itu kayak masih curiga, masih ada gak ya kapalnya masih ada gak ya karena kelihatan banget kapalnya kecil banget ngikutin kita dari jauh dan gak nyerah. Sumpah tadi adalah momen yang paling deg-degan dalam hidup aku, tapi seru. 
 

Halaman Selanjutnya

Lagi makan makanan yang ada di koral. Pokoknya uh bener bener rame banget itu lautan sama ikan warna warni cantik banget. Setelah kita dari pulau itu, kita pindah ke pulau satu lagi yang ada di belakangnya. Di situ aku lihat secara langsung dengan mata kepala sendiri, pulau yang setengahnya bagian atasnya itu udah terkeruk, udah berupa tanah-tanah, dan udah banyak alat alat berat di situ, dan di sekitar pantainya juga pasirnya udah coklat dan airnya juga sudah keruh karena semalam kan ujan deres, pasir dari atas itu semuanya masuk ke laut dan itu merusak koral-koral dan ikan tidak mau tinggak di situ.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |