Jakarta, VIVA – Pengamanan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan keluarganya diperketat otoritas keamanan Filipina usai menerima ancaman pembunuhan dari wakil presidennya sendiri, Sara Duterte.
Dilansir dari Anadolu, Komando Keamanan Kepresidenan (PSC) Filipina dalam keterangan resminya menegaskan terus berkoordinasi dengan penegak hukum ditingkatkan terkait untuk mendeteksi, mencegah, dan menahan semua bentuk ancaman terhadap presiden dan keluarganya.
"Ancaman apapun terhadap nyawa presiden dan keluarganya, terlepas asalnya -- dan khususnya terhadap ancaman yang sedemikian gamblang disampaikan di depan umum -- akan ditangani dengan sangat serius," ucap badan tersebut dikutip Minggu, 24 November 2024.
"Kami menganggap persoalan ini sebagai isu keamanan nasional dan akan mengambil semua tindakan yang perlu demi menjaga keamanan presiden," demikian pernyataan PSC.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr
Peningkatan pengamanan tersebut dilakukan menyusul pernyataan Wapres Duterte dalam sebuah konferensi pers daring pada Jumat (22/11). Kala itu, ia mengeklaim telah mengatur seseorang untuk membunuh Presiden Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Filipina Martin Romualdez jika sesuatu terjadi padanya.
"Saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya katakan pada orang itu, 'Jika mereka membunuh saya, bunuh Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez.' Tidak bercanda. Saya sudah memberi petunjuk," kata Sara Duterte.
Duterte menuduh Romualdez, sepupu Marcos, menghendaki dirinya tewas. Sang Wapres menduga Ketua DPR memandangnya sebagai "ancaman terbesar" terhadap potensi pencalonan dirinya dalam pemilu presiden 2028.
Wapres Filipina Sara Duterte (Doc: PNA)
Photo :
- VIVA.co.id/Natania Longdong
"'Jika saya terbunuh,' saya bilang, 'jangan berhenti sampai kamu menghabisi mereka. Dia lantas berkata, 'iya'," ucap dia.
Gertakan Duterte tersebut dilontarkan di tengah menguatnya tekanan politik terhadapnya, termasuk dalam bentuk ancaman pemakzulan di DPR Filipina. Upaya memakzulkan Duterte, menurut laporan, dicetuskan oleh Romualdez yang disebut berupaya mencalonkan diri dalam pemilu selanjutnya. (Ant)
Halaman Selanjutnya
Duterte menuduh Romualdez, sepupu Marcos, menghendaki dirinya tewas. Sang Wapres menduga Ketua DPR memandangnya sebagai "ancaman terbesar" terhadap potensi pencalonan dirinya dalam pemilu presiden 2028.