Bogor, VIVA - Pasangan calon wali kota dan calon wali kota Bogor Atang Trisnanto-Annida Allivia diprediksi menang dalam kontestasi Pilkada Kota Bogor 2024. Empat keunggulan dari program, figur, elektabilitas, hingga dukungan partai dinilai jadi modal paslon nomor 2 menang pada hari pencoblosan nanti.
Dalam hitungan tiga pekan ke depan, tepatnya pada 27 November 2024, Kota Bogor akan mengadakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin kota dalam lima tahun ke depan.
Pilkada Kota 2024 merupakan tahunnya generasi muda. Pengamat politik yang juga dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor, G. Goris Seran, dalam keterangan tertulis pada Kamis, 7 November 2024, mengatakan para pemilih muda saat ini mendominasi dan menentukan nasib Kota Bogor selanjutnya.
Pengamat politik G. Goris Seran dan Isep Insan
Berkaca jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 815.249 pemilih sebanyak 49,15 persen rentan usia pemilih Gen Z dan Milenial. Usai 17 hingga 39 tahun ini, kata Seran, masih berubah-ubah sikap dalam menentukan pilihan dan hal ini yang dibidik Atang-Annida.
"Atang-Annida cukup jeli melihat ceruk pemilih anak muda. Mereka lebih konsen terhadap pendidikan dan lapangan pekerjaan yang akrab dengan keseharian mereka," ujar Seran.
Program satu keluarga satu sarjana, infrastruktur sekolah, 40.000 lapangan pekerjaan, hingga ekonomi kreatif bisa memicu ketertarikan anak muda yang berstatus pelajar dan pencari kerja.
Dari sisi figur, Atang-Annida juga dianggap lebih bisa menjangkau semua kalangan pemilih. Atang dapat menjadi salah satu kandidat pemimpin mumpuni dalam kacamata orang tua. Atang dicirikan piawai dalam birokrasi dan organisasi.
Ilustrasi Pilkada.
Photo :
- ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
"Pak Atang kuat di mesin politiknya. Kerjanya kolegial dan dilihat dirasakan masyarakat," kataSeran. Sedangkan Annida mengambil peran anak muda dalam konteks kekinian dan mengetahui keinginan anak muda.
Faktor lain, yakni elektabilitas Atang-Annida konsisten naik menjelang hari pemilihan. Atang-Annida, katanya, didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai yang kuat di basis akar rumput dan personal kadernya well improved atau terdidik dan mampu mempersuasi orang.
"Makanya basis dukungan mereka itu tidak bergeser. Sebagai ukuran, PKS menang dalam dua pileg terakhir. Itulah kenapa grafik elektoralnya naik sedikit demi sedikit jelang pemilihan. Karena ada juga paslon yang survei tinggi di awal dan ke sini semakin turun," kata Seren.
Kekuatan keempat, dalam hubungan antarpemerintah dan DPRD, pengamat politik Isep Insan melihat dengan dukungan partai yang dominan di legislatif, pasangan Atang-Annida lebih diuntungkan dengan PKS sebagai partai pemenang legislatif 2024.
Isep menggambarkan hubungan antara eksekutif dan legislatif sebagai partner kerja untuk membangun Kota Bogor lebih baik ke depan. Karena bagaimanapun peran dewan diperlukan dalam menjalankan pemerintahan.
Dalam konteks kekuasaan, Isep melihat kurang baik apabila eksekutif dan legislatif didominasi satu partai. Pun demikian, sejauh untuk kepentingan masyarakat, banyak kemitraan itu sangat dibutuhkan.
"Bila berbicara, dalam tanda kutip, untuk kepentingan publik lebih banyak, itu lebih baik. Toh, publik juga bisa mengawasi bisa melalui saluran dengar pendapat atau media massa," kata Isep.
Dosen Universitas Pakuan ini menekankan, kombinasi antara legislatif dan eksekutif yang harmonis dianggap lebih menguntungkan demi masyarakat banyak, tidak saling jegal atau hal lain.
"Misal dalam konteks pengambilan keputusan untuk pemberantasan kemiskinan yang diuntungkan pasti publik tentunya," kata Isep.
Halaman Selanjutnya
Program satu keluarga satu sarjana, infrastruktur sekolah, 40.000 lapangan pekerjaan, hingga ekonomi kreatif bisa memicu ketertarikan anak muda yang berstatus pelajar dan pencari kerja.