Perkuat Ekosistem, Indonesia Buka Jalan Menuju Pusat Syariah Global

22 hours ago 2

VIVA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasi Islam terbesar di dunia, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nahdlatul Ulama (BAPPENU), menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan peran Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global dengan menyelenggarakan pertemuan strategis/strategic meeting tingkat tinggi bertema “Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Membuka Jalan bagi Keuangan Islam Global.”

Diselenggarakan di kantor pusat PBNU Jakarta, forum tersebut mempertemukan lembaga-lembaga pemerintah utama dan regulator keuangan dalam sebuah kolaborasi strategis untuk membentuk kerangka investasi sesuai Syariah yang berakar pada kepercayaan publik, modal moral, dan transformasi sektor riil.

Forum 2 hari ini menandai kemajuan penting dalam komitmen PBNU untuk membentuk kerangka investasi yang sesuai dengan Syariah yang berakar pada kepercayaan publik, modal moral, dan transformasi sektor riil yang memposisikan Indonesia sebagai peserta aktif sekaligus penentu standar dalam keuangan Islam global. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Forum ini menyoroti keunggulan demografi Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia dan menegaskan kembali keselarasan dengan Rencana Induk Ekonomi Syariah Nasional (MEKSI 2019–2024) dan agenda kebijakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf Gus Yahya mengatakan, dalam 2 hari terakhir pihaknya telah melakukan pembicaraan intensif dengan perusahaan tersebut melalui entitas syariahnya, Harvest Syariah Fund. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

“Nah, maka kerja sama antara Harvest Fund dengan NU ini akan sangat potensial menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat melalui jaringan NU yang menjangkau langsung hingga ke desa,” ungkap Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis 12 Juni 2025.

Menurut Gus Yahya, kolaborasi ini bukan hanya bersifat nasional, melainkan juga dapat menjadi bagian dari gerakan global untuk pembangunan berbasis syariah. Dia menyebut NU memiliki struktur hingga tingkat desa yang dapat berperan aktif dalam menyerap manfaat investasi syariah langsung ke masyarakat.

“Dengan dukungan keahlian manajemen, kapasitas teknologi, dan jaringan internasional dari Harvest Fund, kerja sama ini bisa menjangkau lebih luas dari sekadar sektor keuangan. Ini bisa berkembang ke bidang kesehatan, otomotif, bahkan terhubung ke sistem pendidikan NU, termasuk pesantren dan madrasah,” ujar Gus Yahya.

Adapun fokus awal dari kolaborasi ini adalah pembangunan sistem pendanaan dan investasi bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

PBNU menegaskan niatnya untuk memadukan legitimasi masyarakat dengan koordinasi kelembagaan untuk memajukan prioritas nasional:

  • Memperluas penawaran investasi yang sesuai dengan
  • Syariah Memperkuat akses keuangan etis bagi UKM
  • Membangun kepemimpinan Indonesia dalam menetapkan norma investasi Syariah global

Partisipasi Institusional: Keterlibatan Kuat dari Pemimpin Negara dan Keuangan

Tokoh nasional terkemuka dan perwakilan lembaga yang hadir termasuk: 

  • Kepala Departemen Pengawasan Bank Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK);
  • Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia;
  • Para petinggi Bank Syariah Indonesia (BSI);
  • Bank Muamalat Indonesia (BMI);
  • Dewan Syariah Nasional (BSN) MUI;
  • Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS);
  • Masyarakat Ekonomi Syariah (MES);
  • Badan Perencanaan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS RI);
  • Kementerian Agama Republik Indonesia; dan
  • Lembaga dan praktisi keuangan Islam besar lainnya.

Secara kolektif, para peserta menyatakan komitmen mereka untuk: menstandardisasi instrumen investasi Islam; mempercepat adopsi digital dan AI dalam inovasi produk; dan meningkatkan pengawasan regulasi dan kepercayaan investor internasional.

Prioritas bersama ini mencerminkan dukungan yang kuat dan terpadu untuk memajukan ekonomi Syariah Indonesia—terutama melalui perluasan investasi yang sesuai dengan Syariah.

Para peserta menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara para pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem keuangan Islam yang kuat dan inklusif, yang menegaskan kembali dedikasi mereka untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin global di sektor ini.

Gus Yahya juga melihat kemitraan ini sebagai langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keuangan Islam global. Menurut dia, potensi besar Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal.

“Gagasan-gagasan yang sudah didiskusikan bisa berkembang sedemikian jauh sampai kepada pengaruh internasional yang sangat strategis. Itu sebabnya saya melihat ini akan menjadi kerja sama yang sangat penting dan berharga kalau kita bisa mewujudkannya,” ujar Gus Yahya.

“Ini merupakan bagian dari agenda strategis pemerintah. Maka, kami juga akan berhubungan secara langsung dan intensif dengan pemerintah dalam mengerjakan kerja sama ini. Praktis nanti akan dijalankan bersama-sama dengan pemerintah,” jelas Gus Yahya.

Platform Harvest Syariah Fund yang dibangun bersama PBNU ini bertujuan menyediakan solusi investasi yang terstruktur dan sesuai syariah, tidak hanya menarik modal global, tetapi juga mendorong pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Inisiatif ini menjadi bagian dari ikhtiar mewujudkan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi Islam dunia.

Di tempat yang sama, Managing Director Harvest Advisor Financial Holdings, Andrew Tan menjelaskan, selama ini Harvest memiliki pengalaman dan keahlian di bidang investasi, teknologi, serta pembangunan jejaring strategis, terutama dengan mitra di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. 

Menurut dia, keunggulan tersebut akan mendorong Indonesia menjadi pusat industri halal dunia melalui PBNU sebagai salah satu aktor utamanya.

“Harvest memiliki expertise dalam bidang investasi dan teknologi, serta koneksi kuat di Timur Tengah. Kami ingin berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global,” terangnya.

Dia menekankan bahwa pengembangan ekonomi syariah kini telah menjadi prioritas strategis nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan poin kedua dari Nawacita Presiden.

Halaman Selanjutnya

“Dengan dukungan keahlian manajemen, kapasitas teknologi, dan jaringan internasional dari Harvest Fund, kerja sama ini bisa menjangkau lebih luas dari sekadar sektor keuangan. Ini bisa berkembang ke bidang kesehatan, otomotif, bahkan terhubung ke sistem pendidikan NU, termasuk pesantren dan madrasah,” ujar Gus Yahya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |