Profil Gus Dur yang ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional yang Juga Dijuluki Bapak Pluralisme Tanah Air

3 weeks ago 11

Senin, 10 November 2025 - 12:40 WIB

Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto hari ini menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 10 tokoh di Indonesia. Salah satu diantaranya adalah presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau dikenal publik dengan nama Gus Dur. Penganugerahan gelar pahlawan nasional terhadap Gus Dur ini diberikan presiden Prabowo langsung kepada istri Gus Dur, Sinta Nur Wahid.

Menyusul dengan pemberian gelar Pahlawan Nasional terhadap Gus Dur, mari intip profil dari Gus Dur. K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan anak dari pasangan K.H. Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Siti Sholehah yang lahir pada 4 September 1940 di Jombang, Jawa Timur. K.H. Abdul Wahid Hasyim sendiri dikenal sebagai tokoh pendiri Nahdlatu Ulama sementara ibunya merupakan putri dari KH Bistri Syamsuri yang merupakan pendiri dari Pesantren Denanyar.

Gus Dur sendiri merupakan sosok santri. Dirinya menempuh pendidikan di Pesantren Tambak Beras di Jombang Jawa Timur. Dia juga sempat mendapat beasiswa studi ke Universitas Al Azhar Mesir di taun 1963. Gus Dur melanjutkan pendidikannya ke Universitas Baghdad di Irak dan melanjutkan studi di Universtas Leiden, Belanda.

Di tahun 1971, Gus Dur memilih untuk kembali ke Indonesia dan mengabdikan diri sebagai pendidik. Dia mengajar di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Dia juga sempat diminta oleh sang paman, KH. Yusuf Hasyim untuk menjadi sekertaris di Pesantren Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur.

Di tahun 1980, Gus Dur ditunjuk sebagai wakil katib Syuriah PBNU. Empat tahun setelahnya, Gus Dur terpilih sebagai  Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), jabatan yang akhirnya beliau sandang selama 3 periode hingga tahun 1999.

Langkah kritis beliau sejak muda terus dilanjutkan, hingga tercatat sebagai salah satu tokoh sentral penggerak Reformasi. Pasca berakhirnya Orde Baru, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai wadah perjuangan politik. PKB berhasil menjadi peserta Pemilu 1999, pemilu pertama era Reformasi dan mengantar Gus Dur ke kursi kepresidenan. 

Beberapa kebijakan monumental yang dilakukan beliau saat menjabat Presiden diantaranya pembubaran Departemen Sosial, perubahan nama Provinsi Irian Jaya menjadi Papua, pencabutan TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966, pengakuan Konghucu sebagai salah satu agama resmi, menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur, hingga pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Karena konsistensinya dalam menjaga kebhinnekaan, beliau populer dengan sebutan Bapak Pluralisme. 

Halaman Selanjutnya

Namun sayangnya, masa jabatan Gus Dur tak berlangsung lama yakni hanya sekitar 21 bulan. Beliau diberhentikan oleh MPR pada 23 Juli 2001 dan digantikan oleh Megawati Soekarnoputri. Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di Jombang, Jawa Timur. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |