Selasa, 19 November 2024 - 07:15 WIB
Jakarta, VIVA – Dunia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam menangani isu kerusakan lingkungan diantaranya pemanasan global, deforestasi, hingga perubahan iklim karena emisi karbon yang tidak terkendali.
Permasalahan lingkungan ini juga berdampak pada berbagai faktor yang yang mempengaruhi kualitas hidup makhluk hidup diantaranya mengancam ketahanan pangan juga kesehatan.
Perlu inisiatif dari setiap individu untuk meminimalisir dampak dari krisis iklim saat ini. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Melalui kegiatan SDGs Hero Volunteer, Bakrie Center Foundation (BCF) mengajak anak muda untuk peduli krisis iklim dan menjadi agent of change sebagai upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah.
SDGs Hero Volunteer merupakan bagian dari Campus Leaders Program, salah satu program unggulan BCF.
“SDGs Hero Volunteer mengusung konsep kolaborasi multi-pihak, untuk mendukung percepatan pencapaian target-target Sustainable Development Goals (SDGs). Utamanya kami melibatkan pemuda secara aktif untuk turun secara langsung membantu masyarakat serta berjejaring dengan para pemangku kebijakan dalam mengadvokasikan kebutuhan bangsa,” jelas CEO Bakrie Center Foundation, Jimmy Gani.
Semester ini merupakan kali kedua penyelenggaraan SDGs Hero Volunteer. Kegiatan ini mencuri antusiasme anak muda, untuk ikut terlibat dalam aksi peduli krisis iklim.
Sebanyak 620 anak muda turut mendaftarkan diri untuk menjadi SDGs Hero Volunteer.
Mengusung tema Sustainability Start With You, kegiatan untuk para relawan diawali dengan sesi seminar pembekalan untuk meningkatkan kapasitas relawan terkait dengan fakta terkini soal krisis iklim dan emisi karbon.
Lebih dari 200 SDGs Hero Volunteer mengikuti seminar secara daring pada Sabtu (16/11).
Dalam sesi pembekalan, terdapat dua pembicara yang masing-masing membahas mengenai peran pemuda dalam misi menyelamatkan bumi dari kerusakan dan implementasi sederhana dalam mengurangi emisi karbon.
Materi pertama dibawakan oleh Fadli Rahman, Chairman Youth Energy & Environment Council (YEC).
Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa Gen Z menyimpan potensi untuk menjadi agent of change untuk berkontribusi dalam bidang lingkungan.
"Gen Z itu rela membayar lebih, atau mengeluarkan effort lebih demi memberikan kontribusi terhadap lingkungan. Karena mereka aware dan peduli soal kondisi bumi saat ini, yang setiap tahunnya mengalami kenaikan suhu. Semakin dekat dengan berbagai bencana alam yang disebabkan oleh krisis iklim saat ini," jelas Fadli.
Fakhri Syahrullah, Partnership & Impact Delivery Lead Jejakin
Selanjutnya, pembahasan mengenai bagaimana setiap individu bisa mengurangi jejak karbon dibawakan oleh Fakhri Syahrullah, Partnership & Impact Delivery Lead Jejakin. Dalam paparannya, ia menyampaikan setiap individu menghasilkan emisi karbon dari kegiatan sehari-hari.
"Setiap hari kita menggunakan alat transportasi, menggunakan listrik, mengonsumsi berbagai jenis makanan, semua itu menghasilkan emisi. Kami mendorong supaya masyarakat lebih bijak memilih kegiatan dengan emisi yang lebih rendah. Misalnya, kita bisa naik kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Kita bisa membiasakan mengonsumsi lebih banyak sayuran atau menjadi vegetarian daripada mengonsumsi hewani. Semua pilihan itu ada di kita," tuturnya.
Materi seminar yang diberikan kepada para SDGs Hero Volunteer, merupakan langkah awal bagi para relawan untuk mengikuti hari puncak SDGs Hero Volunteer pada 1 Desember 2024 di area Car Free Day Sudirman, Jakarta.
Dalam hari puncak tersebut, para SDGs Hero Volunteer akan langsung mengedukasi masyarakat sekitar lokasi kegiatan dengan beragam poster menarik sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
Terdapat pula sesi talkshow dengan narasumber praktisi & aktivis lingkungan yang akan membahas bagaimana menerapkan aktivitas ramah lingkungan dalam keseharian (sustainable living).
Halaman Selanjutnya
Sebanyak 620 anak muda turut mendaftarkan diri untuk menjadi SDGs Hero Volunteer.