Jakarta, VIVA – Kediaman pribadi Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, pada akhir pekan lalu, menjadi salah satu target warga yang melakukan aksi demonstrasi mengkritik kebijakan Pemerintah dan DPR. Bahkan Pelserta aksi tersebut melakukan penjarahan dan pengrusakan di rumah bendahara negara itu.
Dalam unggahan di akun Instagram resminya @smindrawati, dikutip Senin, 1 September 2025, Sri Mulyani merespons peristiwa tersebut. Dia menegaskan, tugas Pemerintah dalam menjalankan negara bukanlah hal yang mudah.
“Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia,” tulis Sri Mulyani.
“Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia,” tambahnya.
Dia pun menegaskan, jika masyarakat ada yang tidak puas atau merasa hak konstitusinya dilanggar, ada mekanisme hukum untuk bisa menguji kembali ekfektifitas kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah, termasuk pajak. Dibanding melakukan aksi anarkis.
Jalan komplek kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani di Bintaro
Photo :
- ANTARA/Jafar Sidik
Terlepas dari penjelasan tersebut, Sri Mulyani pun memohon maaf kepada masyarakat atas kekurangannya dalam menghasilkan kebijakan-kebijakannya sebagai menteri keuangan.
“Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus.
Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia,” ungkapnya.
Sri Mulyani juga berterima kasih atas semua dukungan yang diterimanya selama ini, khususnya dalam menghadapi peristiwa yang terjadi pada kediamannya. “Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,” ujarnya.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Suasana rumah yang disebut warga sekitar sebagai kediaman Menkeu Sri Mulyani
Photo :
- ANTARA/Jafar Sidik
Ke depannya, Sri Mulyani mengajak semua elemen bangsa bergotong-royong guna membangun Indonesia. Sehingga dalam proses perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya itu, bisa dilalui dengan baik.
“Sebagai pejabat negara saya disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU. Ini bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan Partisipasi Masyarakat secara terbuka dan transparan,” tegasnya.
“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik,” tutupnya.
Halaman Selanjutnya
Sri Mulyani juga berterima kasih atas semua dukungan yang diterimanya selama ini, khususnya dalam menghadapi peristiwa yang terjadi pada kediamannya. “Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,” ujarnya.