Indramayu, VIVA – Debat Pilkada Indramayu memanas saat Calon Bupati (Cabup) nomor urut 2, Lucky Hakim mengkritik soal program kesehatan selama kepemimpinan Nina Agustina.
Dalam debat yang berlangsung di Bandung, pada Senin 4 November 2024 lalu, Nina Agustina menilai Lucky Hakim terlalu mengedepankan sentiment pribadi.
Sebelum momen panas itu terjadi, Nina yang merupakan Cabup nomor urut 3 lebih dulu bertanya pada Lucky, apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Indramayu.
“Program apa yang bapak bisa berikan kepada masyarakat untuk menjamin kesehatan masyarakat yang sudah saya laksanakan secara maksimal,” tanya Nina kepada Lucky, dilihat melalui YouTube KPU Provinsi Jawa Barat, Rabu, 6 November 2024.
Menjawab hal tersebut, Lucky mengaku bakal membenahi persoalan birokrasi terlebih dahulu. Dia mengkritik rangkap jabatan direktur RSUD yang juga menjadi Plt BKPSDM. Selain itu, Lucky menyoroti pelayanan kesehatan yang dinilai belum maksimal di Indramayu.
“Banyak masyarakat Indramayu betul mendapat BPJS gratis, tapi pelayanannya sangat buruk. Ini temuan yang saya temukan di masyarakat, mereka mengatakan ‘mentang-mentang saya gratis, saya tidak mendapatkan pelayanan baik,” kata Lucky.
Dia juga mendorong dibangun fasilitas khusus untuk lansia dan anak-anak di Puskesmas hingga RSUD, serta memaksimalkan program Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) yang dinilai kurang efektif.
Situasi semakin panas saat Lucky menyinggung ada keluarga yang memiliki dua anak stunting tapi belum ter-cover BPJS. Keluarga tersebut, kta Lucky, tinggal hanya berjarak lima rumah dari kediaman Nina Agustina di Desa Krimun.
“Mumpung bicara soal BPJS, saya ada amanat dari Ibu Anita, dia tidak mendapatkan BPJS dan PKH padahal punya dua anak stunting. Kebetulan ini tetangga ibu, jaraknya lima rumah dari ibu di Desa Krimun,” ungkap Lucky.
Merespons Lucky, Nina mengatakan hal itu terlalu mengarah pada isu personal. Nina beranggapan Lucky Hakim tidak menjawab secara utuh pertanyaannya.
“Pak Lucky sepertinya dari tadi sentimen pribadi, kita di belakang aja nanti,” kata Nina.
Halaman Selanjutnya
Dia juga mendorong dibangun fasilitas khusus untuk lansia dan anak-anak di Puskesmas hingga RSUD, serta memaksimalkan program Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) yang dinilai kurang efektif.