Jakarta, VIVA – Orang terkaya nomor sembilan di dunia, Warren Buffett, terkenal sebagai investor yang memiliki filosofi sederhana tapi efektif mendulang cuan. Ia cenderung menanamkan modal pada bisnis berkualitas tinggi dengan valuasi wajar dan menahannya untuk jangka panjang.
Bos Berkshire Hathaway telah membuktikan keberhasilan strategi beli dan tahan selamanya. Ia mengantongi cuan dari keuntungan tahunan majemuk hampir 20 persen selama 59 tahun atau dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan indeks acuan S&P 500 yang tumbuh rata-rata 10 persen per tahun pada periode yang sama.
Mengutip The Motley Fool pada Kamis, 13 November 2025, berikut dua saham yang menjadi mesin uang Buffett dan disinyalir tidak akan pernah dijual dari portofolio investasinya.
1. Amazon
Buffett membeli saham Amazon pada tahun 2019. Sejak saat itu, saham Amazon telah melonjak lebih dari 100 persen, dan prospek pertumbuhannya dinilai masih panjang di mana valuasi di kisaran 34 kali laba.
Buffett mengakui terlambat untuk membeli saham Amazon untuk memperkaya portofolionya. Namun, tim investasi Buffett berpikir lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Dikenal luas melalui bisnis e-commerce, Amazon menjadi pemain dominan di sektor komputasi awan (Cloud) melalui Amazon Web Services (AWS), yakni unit bisnis yang kini menjadi penyumbang laba terbesar. Menariknya, Amazon kini berada di garis depan dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
Perusahaan menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional di bisnis e-commerce dan memperluas layanan AI melalui AWS. Berkat strategi ini, AWS berhasil mencapai pendapatan tahunan hingga US$123 miliar.
Buffett mengakui terlambat untuk membeli saham Amazon untuk memperkaya portofolionya. Namun, tim investasi Buffett berpikir lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Saham lain yang menjadi favorit Buffett adalah American Express. Perusahaan kartu pembayaran ini sudah lama berada dalam portofolio Berkshire Hathaway dan Buffett menilai AmEx memiliki keunggulan kompetitif yang kuat.
Buffett menilai kekuatan American Express terletak pada daya tahan bisnisnya, bahkan di tengah tekanan ekonomi global. Pelanggannya yang tergolong mapan secara finansial cenderung tetap berbelanja meski kondisi ekonomi bergejolak, membuat pendapatan perusahaan relatif stabil.
Halaman Selanjutnya
Model bisnisnya menyasar konsumen berpendapatan tinggi dengan beragam layanan eksklusif yang sulit ditiru oleh pesaing. Kinerja perusahaan menunjukkan pertumbuhan yang konsisten.

3 weeks ago
7









