VIVA – Kejahatan siber terus berkembang dengan modus yang semakin canggih. Salah satu target utama para pelaku kejahatan adalah pengguna kartu kredit. Dengan memanfaatkan data sensitif seperti nomor kartu, CVV, atau PIN, para penipu dapat membobol rekening korban tanpa disadari. Fenomena ini sering dikenal dengan istilah pembajakan kartu kredit, yang melibatkan metode seperti phishing dan skimming.
Akibatnya, banyak pemilik kartu kredit yang kehilangan uang dalam jumlah besar karena kelalaian menjaga kerahasiaan data mereka. Bagi masyarakat Indonesia yang semakin sering bertransaksi secara online, kewaspadaan dalam melindungi data pribadi menjadi hal yang mutlak dilakukan.
Risiko Kehilangan Uang dan Data Sensitif yang Mengintai
Seorang hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber (Foto ilustrasi).
Photo :
- ANTARA/Shutterstock/am.
Pelaku kejahatan siber memiliki berbagai cara untuk mencuri data kartu kredit. Salah satunya adalah melalui phishing, yaitu teknik menipu korban agar memberikan informasi pribadi melalui situs atau email palsu yang menyerupai lembaga resmi. Modus lain yang kerap digunakan adalah skimming, yakni mencuri data kartu melalui alat khusus yang dipasang di mesin ATM atau terminal pembayaran.
Kehilangan kartu kredit atau lalai dalam menjaga bukti transaksi juga bisa menjadi pintu masuk bagi kejahatan ini. Lebih parah lagi, banyak korban tidak menyadari kebocoran data mereka hingga terjadi transaksi mencurigakan di laporan keuangan.
Langkah Ampuh Mencegah Pembobolan Kartu Kredit
Ilustrasi Kartu Kredit
Photo :
- freepik.com/jcomp
Untuk melindungi diri dari kejahatan siber terkait kartu kredit, ada beberapa langkah preventif yang dapat diambil:
1. Simpan Bukti Transaksi dengan Aman
Setiap kali bertransaksi, pastikan untuk menyimpan bon atau bukti transaksi dengan baik. Jika diterima dalam bentuk digital, simpan dalam email atau folder yang aman. Setelah tagihan terbayar, segera hapus atau musnahkan bukti tersebut untuk mencegah penyalahgunaan data.
2. Hancurkan Lembar Tagihan yang Sudah Dibayar
Lembar tagihan kartu kredit sering kali mencantumkan informasi penting seperti nomor kartu. Agar tidak disalahgunakan, musnahkan tagihan tersebut setelah pembayaran selesai dilakukan.
3. Segera Blokir Jika Kartu Kredit Hilang
Jika kartu kredit hilang, segera laporkan kepada bank penerbit untuk memblokirnya. Jangan menunda, karena kartu yang hilang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Aktifkan Notifikasi Transaksi
Manfaatkan layanan pemberitahuan transaksi dari bank. Dengan fitur ini, setiap aktivitas kartu kredit akan diinformasikan melalui SMS atau email. Jika nomor ponsel Anda berubah, segera perbarui data di bank untuk memastikan layanan ini tetap aktif.
5. Hati-Hati Bertransaksi Online
Sebelum melakukan pembayaran online, pastikan situs belanja memiliki protokol keamanan (https) dan berasal dari sumber terpercaya. Jangan pernah membagikan informasi sensitif seperti CVV, PIN, atau tanggal kedaluwarsa kepada siapa pun, termasuk yang mengaku sebagai pihak bank.
6. Hindari Penggunaan di Situs Tidak Kredibel
Gunakan kartu kredit hanya pada situs yang memiliki reputasi baik. Jika memungkinkan, gunakan metode pembayaran alternatif seperti dompet digital untuk mengurangi risiko kebocoran data.
Kartu kredit mempermudah transaksi, tetapi juga membawa risiko jika tidak digunakan dengan bijak. Selalu waspada terhadap potensi kejahatan siber dan terapkan langkah-langkah pencegahan yang telah dijelaskan di atas. Dengan demikian, Anda dapat melindungi diri dari pembobolan kartu kredit dan menjaga keamanan finansial Anda.
Tetap waspada dan jadilah pengguna kartu kredit yang cerdas!
Nyeri Haid Tak Tertahankan? Waspada Endometriosis! Kenali Gejalanya Sekarang
Salah satu penyebab nyeri haid yang berlebihan adalah endometriosis, kondisi kesehatan yang sering kali kurang disadari. Namun, gejalanya tidak hanya berhenti di situ...
VIVA.co.id
18 November 2024