3 Pesawat Macan Hitam TNI Tempel Jet Supersonik Mahal Malaysia Kitari Langit Selat Terpadat Dunia

2 days ago 1

Rabu, 20 November 2024 - 16:07 WIB

VIVA – TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) baru saja melaksanakan operasi keamanan bersama di perbatasan udara kedua negara.

Dalam operasi bertajuk Patkor Malindo Siri II/2024 itu, angkatan udara militer kedua negara sepakat untuk fokus melakukan patroli bersama di langit jalur perdagangan terpadat di dunia, yaitu Selat Malaka.

TNI Angkatan Udara mengerahkan armada tempur dari Skadron Udara 12 Macan Hitam. Sedangkan TUDM mengerahkan armada dari Skadron 18 Butterworth.

VIVA Militer: Hawk TNI Skadron Udara 12 siap terbang

Photo :

  • TNI Angkatan Udara

Walau cuma patroli, tapi rupanya Malaysia tak main-main. Terbukti mereka mengerahkan pesawat-pesawat tempur termahal milik TUDM. Dua pesawat supersonik multirole yang dibeli dari Amerika Serikat yaitu Boeing F/A-18D Hornet.

Sedangkan TNI, dengan dipimpin Komandan Skadron Udara 12, Letnan Kolonel Pnb Made "heimdall" menerbang tiga pesawat Hawk 109/209 buatan Inggris yang dibeli pada tahun 1997.

VIVA Militer: Hawk TNI Skadron Udara 12 siap terbang

Photo :

  • TNI Angkatan Udara

Lima pesawat terbang bersama dari Pangkalan TNI AU Roemin Nurjadin. Lalu melesat mengitari ruang udara internasional yang berada di atas Selat Malaka. Lima pesawat terbang nempel bersama.

Menurut Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama TNI Feri Yunaldi dilansir VIVA Militer, Rabu 20 November 2024, patroli bersama ini  bertujuan mengamankan wilayah perbatasan sepanjang Selat Malaka dari potensi ancaman dan gangguan serta untuk memperkuat interoperabilitas antara TNI AU dan TUDM.

VIVA Militer: Hawk TNI Skadron Udara 12 siap terbang

Photo :

  • TNI Angkatan Udara

"Operasi bersama ini juga menjadi simbol soliditas antara Indonesia dan Malaysia dalam menjaga kedaulatan wilayah udara, khususnya di perbatasan antar negara," kata Marsma TNI Feri Yunaldi.

Perlu diketahui, dua pesawat yang dikerahkan TUDM itu bukan mesin perang udara sembarangan. Di Asia Tenggara, Malaysia yang pertama kali mampu membelinya. Pesawat itu dibeli negeri Jiran dari Boeing (dahulunya McDonnell Douglas-red)pada 1993 dan resmi diterima pada 1997 dengan harga 41 juta Dolar Amerika atau seharga Rp.650,9 miliar.

Baca: Senyap, Cepat.. Pasukan Khusus Marinir TNI Eksekusi Separatis di Hutan Papua

Halaman Selanjutnya

Lima pesawat terbang bersama dari Pangkalan TNI AU Roemin Nurjadin. Lalu melesat mengitari ruang udara internasional yang berada di atas Selat Malaka. Lima pesawat terbang nempel bersama.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |