Jakarta, VIVA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah menyatakan pihaknya menemukan sejumlah anomali yang terjadi dalam Pilgub Banten 2024. Anomali itu sangat kental dirasakan oleh pasangan yang diusung partainya bersama Golkar yakni Airin Rachmy Diany-Ade Sumardi.
Basarah memulai dengan menyinggung apa yang pernah diungkap oleh podcast salah satu media nasional pada 9 November lalu terkait adanya dugaan intervensi campur tangan kekuasaan negara yang disebutkannya sebagai Partai Cokelat (Parcok).
Dia mengaku kaget, ternyata intervensi menimpa Airin yang notabene merupakan Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subinto-Gibran Rakabuming di Provinsi Banten pada Pilpres 2024 kemarin. Baginya, ini merupakan anomali pertama yang ditemukan.
"(Ini) anomali yang pertama, di luar nalar kami. Seorang Airin, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, sukses memenangkan Prabowo-Gibran di Banten, pada saat dia menjadi calon gubernur, harus mengalami intervensi kekuasaan untuk menggagalkan kemenangan," kata Basarah dalam jumpa persnya di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip Jumat, 29 November 2024.
Cagub Cawagub Banten Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi
Ketua Fraksi PDIP di MPR RI itu juga menyinggung soal hasil riset yang dirilis sebagian besar lembaga survei sebelum hari pencoblosan. Secara solid, hasil survei itu menunjukkan bagaimana dominasi elektabilitas Airin-Ade unggul jauh atas kompetitornya.
"Realistis nggak, sebuah hasil survei yang hampir satu minggu, melaporkan perbandingan yang sangat signifikan antara proses survei suara Airin dengan kandidat yang lainnya, di atas 70% up. Kemudian hanya dalam waktu beberapa hari saja bisa berubah secara signifikan, anomali yang kedua," ujarnya.
Basarah menyampaikan pihaknya akan segera bersikap atas anomali-anomali yang ditemukan ini. Menurut dia, sekecil apapun intervensi kekuasaan, baik itu yang disebut Partai Coklat, ASN, dan lainnya, tak boleh lagi terjadi jika memang menginginkan peradaban demokrasi ini berjalan sebagaimana rule of game.
"Oleh karena itu, kami akan tetap melakukan legal action, pelawanan secara terukur," tuturnya.
Pun, dia mengaku sudah berkoordinasi dengan tim hukum PDIP terkait langkah gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saya sudah berkoordinasi dengan Bung Ronny Talapessy, untuk membuktikan anomali-anomali yang terjadi di Pilkada Provinsi Banten itu, kita akan teruskan ke Mahkamah Konstitusi," tuturnya.
Di sisi lain, kata Basarah, PDIP punya optimisme yang cukup kuat kepada Presiden Prabowo Subianto dengan latar belakang militernya, pasti dia akan tegas untuk menjadi pemimpin yang punya otoritas yang kuat.
Dia pun menyinggung momen saat kampanye Pilpres 2014. Prabowo ketika itu merupakan salah satu orang yang menyatakan menolak calon Presiden boneka.
"Saya yakin, haqul yakin, bahwa ketika beliau menjadi Presiden, beliau tidak ingin menjadi boneka siapapun," tutur Basarah.
"Oleh karena itu, ke depan, kita harapkan, Pak Prabowo untuk betul-betul menjadi Presiden, harapan kita semua dengan latar belakang militernya, yang tentu memiliki ketegasan atas jati dirinya, dan otoritas konstitusional yang dimilikinya," imbuhnya.
Dalam dinamikanya, paslon yang diusung PDI-P yaitu Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi kalah dari paslon yang disokong Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus Andra Soni-Dimyati Natakusumah merujuk hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei.
Halaman Selanjutnya
Pun, dia mengaku sudah berkoordinasi dengan tim hukum PDIP terkait langkah gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).