Manggarai, VIVA – Pilkada Manggarai, Nusa Tenggara Timur, diikuti 3 kandidat yakni paslon nomor urut 1 Maksimus Ngkeros-Ronald Susilo, nomor urut 2 pasangan Heribertus Geradus Laju Nabit- Fabianus Abu serta pasangan Yohanes Halut-Thomas Dohu yang memegang nomor urut 3.
Tiga kandidat tengah bergelut di lapangan menyelesaikan putaran zona kampanye di 12 kecamatan yang berlangsung hingga 23 November mendatang.
Yohanes Halut-Thomas Dohu termasuk kandidat yang jadi sorotan lantaran berpenampilan sederhana. Dalam setiap berkampanye Yohanes Halut hanya memakai sarung dan sandal jepit. Demikian juga Thomas Dohu sosok low profile.
Calon bupati (Cabup) Yohanes Halut merupakan politisi Partai Gerindra eks anggota DPRD Provinsi NTT selama tiga periode. Sejak 3 September 2024 ia resmi menjadi rakyat biasa.
Yohanes-Thomas Dikukuhkan Secara Adat Siap di Pilkada Manggarai 2024
Sedangkan cawabup Thomas Dohu lama berkarier di lembaga penyelenggara pemilu selama 23 tahun. Dia adalah anggota KPU Kabupaten Manggarai Barat 13 tahun dan 10 tahun sebagai komisioner KPU Provinsi NTT. Yohanes Halut-Thomas Dohu, Jabatan terakhir Thomas yakni Ketua KPU Provinsi NTT.
Jika melihat calon bupati yang memakai sandal saja di panggung kampanye tentu bukan hal biasa dan langsung mencuri perhatian publik. Adapun sandal jepit milik Halut biasa dijual Rp14 ribu di kios-kios.
“Penampilan calon bupati kita Pak Yohan ini bukan pencitraan. Kami sudah tanya keluarga ternyata memang dari kecil kebiasaan pakai sandal jepit. Waktu 15 tahun jadi anggota DPRD Provinsi NTT Pak Yohan ini tetap dengan kebiasaan itu pakai sandal jepit dia pakai sepatu kalau ada acara resmi saja sampai ke panggung kampanye juga masih sama,” kata anggota DPRD Manggarai, Thomas Edison Rihi saat berorasi di lokasi kampanye Yohanes Halut-Thomas Dohu di Nterlango Desa Poco Likang Kecamatan Ruteng, Jumat 25 Oktober 2024.
Menurut Edison, antara Yohanes Halut pun Thomas Dohu sama-sama berpengalaman luas perpaduan antara politisi dan profesional birokrat.
“Pak Yohan tentu paham politik anggaran dan Pak Thomas ini penyelenggara pemilu dan pilkada sangat paham kalkulasi politik. Kalau rakyat mau figur yang sederhan ya dua orang ini pas satunya hanya pakai sandal jepit satunya lagi hanya pakai mobil xenia lama,” tambah Edison Rihi.
Sementara Yohanes Halut dalam orasinya mengaku tidak menyangka penampilannya yang ternyata menjadi perbincangan di masyarakat termasuk di medsos.
“Hanya karena pakai sandal jepit seperti ini saya sudah menjadi terkenal tambah lagi dengan gaya politik kami yang santun tambah terkenal. Tapi bapa mama soal kebiasaan pakai sandal jepit ini memang dari kecil bukan baru sekarang bukan pencitraan dan yang paling tahu adalah keluarga jadi bukan baru sekarang,” kata Yohanes Halut diikuti tepuk tangan pendukungnya.
Halut mengatakan, tampilan dia yang selalu mengenakan sarung dan sandal jepit secara tidak sengaja menjadi satu level dengan rakyat terutama Masyarakat di kampung-kampung.
“Manggarai selalu dipimpin tokoh birokrat tapi sekarang yang maju ini adalah rakyat biasa kenapa saya memang pernah 15 tahun sebagai anggota DPRD Provinsi tapi sejak 3 September 2024 saya menjadi rakyat biasa seperti bapa mama seperti bapa mama saya juga yang tidak tamat SD. Saya dan bapa mama sama tidak diurus oleh negara sampai tua beda dengan kandidat lain karena PNS mereka diurus sampai tua,” kata Yohanes Halut.
Yohanes Halut-Thomas Dohu diusung 5 partai yakni Gerindra, NasDem,Hanura, PSI dan Gelora. Duet ini mengusung visi misi Manggarai Bangkit yang bertumpu pada peningkatan ekonomi dan penataan birokrasi. (Jo Kenaru/NTT)
Halaman Selanjutnya
Menurut Edison, antara Yohanes Halut pun Thomas Dohu sama-sama berpengalaman luas perpaduan antara politisi dan profesional birokrat.