Jakarta, VIVA – Ketua Delegasi RI untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB/Conference of the Parties (COP) ke-29, Hashim S Djojohadikusumo mengumumkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki sejumlah program baru terkait upaya meredam perubahan iklim. Di antaranya 100 gigawatt energi terbarukan.
Hal tersebut ditegaskan Hashim usai meresmikan Paviliun Indonesia di lokasi penyelenggaraan COP29 di Baku Olympic Stadium, Azerbaijan, Senin waktu setempat. Indonesia pun mengundang para investor untuk masuk.
"Pemerintah Indonesia sudah menetapkan suatu program investasi besar sekali. Ini selama 15 tahun ke depan sampai 2040, investasi sebesar US$235 miliar," kata Hashim, Selasa, 12 November 2024.
Hashim menjelaskan, investasi tersebut untuk membangun tambahan daya listrik sampai 100 lebih gigawatt yang terdiri dari 75 persen energi panas bumi, tenaga air hingga nuklir.
Hashim Djojohadikusumo, Diskusi Ekonomi Bersama Kadin Indonesia
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
"Kita akan bangun pusat tenaga nuklir, dan semuanya ini akan nanti dilaksanakan dalam 15 tahun. Jadi ini suatu program yang masif sekali yang pemerintah sudah menetapkan," tambah dia.
Selain itu, ada juga komitmen untuk program-program baru seperti penangkapan dan penyimpanan karbon. Banyak perusahaan multinasional telah menyertakan rencana untuk berinvestasi dalam penyimpanan karbon, ujar Hashim.
"Pendanaan tidak hanya akan dari anggaran negara, karena kita semua tahu anggaran negara cukup terbatas. Kami akan mengundang pihak yang berkepentingan," katanya.
Utusan Khusus Presiden RI COP29 Hashim S Djojohadikusumo (tiga dari kiri) bersama Wakil Menteri Lingkungan Hidup Jepang Yutaka Matsuzawa (tiga dari kiri) di Paviliun Indonesia di Baku, Azerbaijan, Selasa (12/11/2024)
Indonesia punya potensi untuk menjadi suatu super power carbon storage, karena tidak semua negara punya potensi seperti Indonesia.
"Kita punya lapisan-lapisan di bawah tanah yang bisa menampung karbon secara masif, saya dengar dari pemerintah potensi Indonesia 500 gigaton, jadi Indonesia punya potensi luar biasa, kita bisa dapat kerja sama dengan mitra-mitra di luar negeri," kata Hashim. (Ant)
Halaman Selanjutnya
"Pendanaan tidak hanya akan dari anggaran negara, karena kita semua tahu anggaran negara cukup terbatas. Kami akan mengundang pihak yang berkepentingan," katanya.