Jakarta, VIVA - Kontestan pasangan calon atau paslon Bupati-Wakil Bupati mengikuti debat publik terakhir Pilkada Bupati Bojonegoro 2024 di Aula Hotel Eastern, Minggu, 18 November 2024. Dari penampilan debat, pasangan calon atau paslon nomor urut 2, Satyo Wahono-Nurul Azizah dinilai tampil lebih unggul.
Pengamat politik Citra Institute Efriza menganalisa duet Wahono-Nurul dinilai lebih siap menghadapi tantangan pembangunan di Bojonegoro. Menurut dia, dua calon pemimpin itu tak hanya berbicara tentang janji, tapi juga memiliki pemahaman mendalam terhadap masalah yang ada.
“Pak Wahono dan Bu Nurul benar-benar menunjukkan kualitas mereka sebagai pemimpin. Mereka tidak hanya berbicara soal janji, tapi punya data yang mendasari visi dan misinya,” kata Efriza, Minggu, 17 November 2024.
Efriza menuturkan pasangan Wahono-Nurul juga berhasil mencuri perhatian karena mengedepankan gagasan bernas dan terukur. Selain itu, mereka juga dianggap menawarkan solusi konkret terhadap berbagai persoalan.
Cabup-cawabup Bojonegoro Setyo Wahono-Nurul Azizah.
Menurut dia, persoalan itu juga terkait masalah kemiskinan dan ketimpangan pembangunan yang terjadi di Bojoengoro.
Namun, yang jadi perhatian saat isu reformasi birokrasi dan anti-korupsi dilempar ke meja debat. Paslon Wahono-Nurul melontarkan pernyataan tanpa ragu menyatakan komitmen membersihkan pemerintahan dari isu korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
“Gagasan yang dibangun Pak Wahono dan Ibu Nurul sangat bernas, terukur dan menawarkan solusi konkret terhadap berbagai persoalan, terutama ketimpangan pemerataan pembangunan dan birokrasi pemerintahan,” jelas Efriza.
Saat awal debat, pasangan profesional dan birokrat nomor urut 2 ini langsung gas menguraikan visi-visi serta programnya. Mulai dari infrastruktur hingga pemberdayaan ekonomi, diurai Wahono-Nurul.
Sementara, pasangan nomor urut 1 dinilainya tampak sibuk menambal celah ketika dicecar pertanyaan bertubi-tubi dari Wahono-Nurul terkait dasar hukum dan sasaran program Klunting yang digagasnya. Paslon Teguh-Farida terkesan seperti tak bisa berikan jawaban konkret atas pertanyaan dari paslon Wahono-Nurul.
“Jawaban Paslon nomor urut 1 Teguh-Farida terkesan normatif. Momen ini menegaskan, siapa yang punya nyali dan siapa yang hanya jual janji,” ujar Efriza.
Halaman Selanjutnya
“Gagasan yang dibangun Pak Wahono dan Ibu Nurul sangat bernas, terukur dan menawarkan solusi konkret terhadap berbagai persoalan, terutama ketimpangan pemerataan pembangunan dan birokrasi pemerintahan,” jelas Efriza.