Jakarta, VIVA – Diplomat senior dan ahli hukum laut internasional Indonesia, Hasjim Djalal, menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 90 tahun di Jakarta pada Minggu pukul 16:40 WIB. Kabar wafatnya Hasjim Djalal diumumkan oleh diplomat dan mantan wakil menteri luar negeri RI Dino Patti Djalal, yang juga merupakan putranya, melalui media sosial X di Jakarta, Minggu.
“Prof Dr. Hasjim Djalal menghembuskan nafas terakhir hari ini jam 16:40 (WIB). Almarhum adalah diplomat pejuang wawasan nusantara,” jelas Dino.
“Mohon doanya agar arwah beliau mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan agar jasa-jasanya untuk NKRI selalu dikenang dengan baik. Amin,” kata Dino melanjutkan.
Mantan Wamenlu Dino Patti Djalal mendirikan startup umrah
Photo :
- VIVA/Novina Putri Bestari
Menlu Bakal Jadi Inspektur Pemakaman Hasjim Djalal
Menteri Luar (Menlu) Negeri Sugiono akan menjadi inspektur upacara pemakaman sosok diplomat senior dan ahli hukum laut dari Republik Indonesia, Hasjim Djalal, Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, pada Senin, 13 Januari 2024.
Putra kedua almarhum, Dino Patti Djalal mengatakan mendiang ayahnya tersebut dijadwalkan untuk dimakamkan pada pukul 15.00 WIB. Dia mengatakan masyarakat pun diperkenankan hadir pada pemakaman tersebut.
"Saya berterima kasih tentu kepada Pak Menlu Sugiono yang hadir hari ini untuk memberikan last respect kepada Pak Hasjim," kata Dino di rumah duka, Jalan Taman Cilandak III, Jakarta, Minggu malam.
Dia menjelaskan bahwa mendiang ayahnya itu sudah mengalami sakit sejak lama. Namun, menurut dia, sosok Hasjim Djalal bisa tetap bertahan hingga sejauh ini, bahkan setelah mengalami dua kali COVID-19 saat masa pandemi.
Beberapa waktu lalu, dia pun dikabarkan bahwa ayahnya mengalami penyakit kanker. Namun penyebab meninggalnya, kata dia, bukan karena kanker melainkan karena komplikasi lain.
"Jadi benar-benar fighter. Dan tadi juga saya cerita ke Pak Menlu di hari-hari terakhir itu walaupun bicara sudah menggumam, selalu mengenai politik luar negeri, selalu mengenai hukum laut internasional," kata dia, yang juga merupakan mantan Wakil Menteri Luar Negeri di era Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Pekerja memperbaiki makam yang rusak akibat tertimpa pohon di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. (Foto ilustrasi).
Photo :
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Dia mengatakan bahwa sosok Hasjim merupakan seorang diplomat yang sangat tangguh hingga sukses mendorong Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), disahkan pada tahun 1982. Dengan konvensi itu, Republik Indonesia mengukuhkan luasan Nusantara sebagai bagian dari hukum internasional, yang sebelumnya ditentang oleh negara lain.
"Kita harapkan itu jasa-jasa beliau untuk negara bisa dikenal dengan baik," kata dia.
Adapun, Hasjim Djalal, menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 90 tahun di Jakarta pada Minggu pukul 16.40 WIB. Lahir pada tahun 1934, Hasjim Djalal adalah diplomat senior Indonesia yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1981—1983, kemudian Kanada pada 1983—1985, dan untuk Jerman pada periode 1990—1993.
Hasjim diketahui menjadi salah satu diplomat Indonesia yang berperan dalam penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang disahkan pada tahun 1982.
Menurut keterangan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hasjim bersama menteri luar negeri RI kala itu, Mochtar Kusumaatmadja, berperan memperjuangkan gagasan negara kepulauan serta wawasan nusantara, sebagaimana diamanatkan Deklarasi Juanda, supaya diakui komunitas internasional.
Halaman Selanjutnya
"Saya berterima kasih tentu kepada Pak Menlu Sugiono yang hadir hari ini untuk memberikan last respect kepada Pak Hasjim," kata Dino di rumah duka, Jalan Taman Cilandak III, Jakarta, Minggu malam.