Jakarta, VIVA – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dinilai merupakan tonggak besar dalam perjalanan ekonomi Indonesia sebagai akselerator ekonomi dan investasi Nusantara. Ekonom dan Financial Market Specialist, Lucky Bayu Purnomo pun mengungkap kaitannya dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto
Menurut Lucky, dengan basis pengelolaan aset yang besar, yakni Rp 15.547 triliun (982 miliar dolar AS), Danantara memiliki potensi untuk menjadi kekuatan baru yang mendukung pembangunan ekonomi yang optimal serta memberikan daya saing baik dalam skala nasional hingga internasional secara berkelanjutan.
"Namun, untuk mencapai tujuan besar tersebut, diperlukan pendekatan strategis yang mampu mengintegrasikan kinerja portfolio secara optimal," ujarnya dikutip dari analisisnya, Senin, 25 November 2024.
Ia menjelaskan, pendekatan tersebut mulai dari strategi mendorong kinerja perusahaan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia, tata kelola aset Badan Usaha Milik negara (BUMN), dan sinergi dengan membuka ruang pertumbuhan investasi melalui Indonesia Investment Authority (INA).
Dengan portfolio di sektor perbankan, hingga sumber daya alam yang tercatat di Danantara, lanjut Lucky, maka pada kondisi tersebut memberikan peluang bagi perusahaan tersebut untuk memperoleh sentiment positif, dimana perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan terbuka (Go Public).
"Sebagai perusahaan terbuka yang tercatat pada bagian Danantara, maka, Peluang untuk melakukan sinergi bisnis yang kuat, dan meningkatkan efisiensi sehingga dapat menciptakan efisiensi operasional yang lebih baik," katanya.
Wakil Kepala BPI Danantara, Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang (kanan), Kepala BPI Danantara Muliaman Hadad (tengah) Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo (kiri).
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Sementara di sisi lain, Lucky mengatakan, perusahaan perusahaan tersebut memiliki ruang ekspansi pasar yang luas untuk menemukan pasar baru dan memperluas jangkauan bisnis.
Demikian pula, perusahaan perusahaan tersebut dapat dengan giat melakukan Inovasi produk dan layanan oleh karena latar belakang kolaborasi antar perusahaan dapat melahirkan produk dan layanan baru yang inovatif, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah dengan dinamis.
IPO Bisa Memberikan Dampak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ilustrasi investor pasar modal.
Photo :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Dengan Jumlah sektor yang beragam, mulai dari perbankan hingga Energi yang menjadi bagian dari portfolio Danantara, maka hal tersebut menjadi Peluang perusahaan induk hingga anak perusahaan untuk melakukan diversifikasi usaha untuk mengelola resiko dengan lebih baik, hingga melakukan proses go public/IPO.
"Lebih jauh, agar manfaat IPO dan hasil yang positif dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara luas," katanya.
Ia menjabarkan, tujuan yang dapat dicapai melalui IPO, atau penawaran umum perdana, adalah langkah strategis yang diambil oleh perusahaan untuk memperoleh pendanaan hingga dana tambahan, hingga dapat menjadi solusi untuk melakukan restrukturisasi hutang perusahaan induk ataupun anak perusahaan.
"IPO juga dapat meningkatkan visibilitas dan reputasi perusahaan dalam jangka panjang," jelasnya.
Dengan semangat untuk mendorong Pertumbuhan, lanjut Lucky, maka IPO menjadi solusi strategis bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan untuk melakukan optimalisasi aset dengan proses merger dan akuisisi strategis.
Melalui portofolio, Danantara memiliki potensi pertumbuhan bagi portofolio yang terhubungan secara organic maupun Potensi Pertumbuhan yang di peroleh melalui kinerja lintas portofolio.
"Dengan demikian, untuk mencapai nilai portfolio yang optimal, maka perlu di lakukan berbagai langka strategis, antara lain dengan melakukan restrukturisasi hutang (Debt Restructuring), Dimana, merestrukturisasi utang perusahaan di bawah portofolio Danantara dapat meningkatkan efisiensi keuangan hingga mendorong aksi korporasi strategis seperti spinoff, divestasi, atau joint venture untuk mengoptimalkan portofolio," katanya.
Untuk itu, Lucky menegaskan, kehadiran Danantara di harapkan dapat mendorong pertumbuhan kinerja portfolio entitas yang tercatat dalam satu kesatuan kinerja, guna mengatasi beberapa hal yang perlu di perhatikan, antara lain, Valuasi Saham yang optimal, mendorong minat Investor hingga menghadirkan peran Pemerintah melalui kebijakan maupun pengawasan.
Ia melanjutkan, BUMN adalah pilar ekonomi nasional yang bertujuan mengelola kekayaan negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, Beberapa upaya yang dapat diterapkan untuk portofolio BUMN dalam Danantara, antara lain, adalah optimalisasi aset, pemanfaatan aset negara secara efisien untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
“Juga digitalisasi sistem operasional untuk mengurangi inefisiensi dan meningkatkan daya saing global, peran sosial ekonom, mendorong BUMN, selain untuk menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi hingga pemerataan ekonomi BUMN dalam mendukung program pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur, transformasi energi hijau, dan pengentasan kemiskinan,” katanya.
Dengan demikian, jelas Lucky, Danantara menjadi perangkat untuk memastikan keseimbangan antara aspek keuntungan komersial dan dampak sosial mampu menjawab amanah Pasal 33 UUD 1945.
Sementara itu, Indonesia Investment Authority (INA) yang merupakan lembaga pengelola investasi yang didirikan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan utama untuk mengelola aset negara dan menarik investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia. INA tercatat sebagai entitas yang menjadi bagian dari Danantara dengan potensi global yang di harapkan mampu menjadi katalisator dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.
"Keberadaan INA sebagai lembaga pengelola investasi memiliki peran penting dalam mendukung Danantara. Sehingga mendukung berbagai proses investasi jangka panjang, melalui, Fund Raising, menggalang dana dari investor global melalui mekanisme yang transparan dan akuntabel hingga menawarkan proyek-proyek strategis dengan tingkat pengembalian tinggi, antara lain, proyek infrastruktur transportasi, digitalisasi hingga energi terbarukan," jelasnya.
Sebagai Badan Pengelola Investasi (BPI), Danantara diharapkan Lucky mampu menjadi solusi terhadap regulasi lintas sektor hingga kementerian dan lembaga yang ada saat ini, guna meningkatkan kepercayaan investor domestik hingga investor asing terhadap portofolio Danantara
"Melalui Upaya dan langkah strategis tersebut, Danantara di harapkan menjadi kotributor pertumbuhan ekonomi dengan tata kelola investasi yang terintegrasi pada lintas sektor, hingga mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%," jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara di sisi lain, Lucky mengatakan, perusahaan perusahaan tersebut memiliki ruang ekspansi pasar yang luas untuk menemukan pasar baru dan memperluas jangkauan bisnis.