Inovasi Teknologi, Batik Jinggar Kembangkan Usaha hingga Go International

2 hours ago 2

Selasa, 26 November 2024 - 14:42 WIB

Yogyakarta, VIVA – Pengusaha batik di Yogyakarta terus melakukan inovasi demi memperluas jangkauan bisnisnya. Salah satu pengusaha batik yang melakukan inovasi ini adalah Vitalia Pamoengkas.

Vitalia adalah pemilik usaha Rumah Batik Jinggar. Sejak tahun 2010, Vitalia memulai bisnis Rumah Batik Jinggar ini di kawasan Tamansiswa, Kota Yogyakarta.

Vitalia menerangkan dirinya memproduksi batik tulis dan kombinasi tulis ini sudah memiliki teknologi baru dalam memproduksi. Penggunaan teknologi ini jadi pembeda dengan produsen batik lainnya.

"Pembeda dari batik kami dengan batik lain adalah dari segi motif dan bahan. Batik kami sudah berkolaborasi dengan teknologi dan industri salah satunya kami mendesain batik kami menggunakan sistem komputer," kata Vitalia, Jumat 22 November 2024.

Usaha Batik di Yogyakarta

Photo :

  • VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

"Ketika mendapatkan pesanan dengan jumlah yang banyak kami kolaborasi dengan mesin batik klowong (proses menggambar batik dengan malam) yang mempercepat produksi batik kami," sambung Vitalia.

Vitalia menuturkan untuk produksi Rumah Batik Jinggar juga sudah menggunakan pengering batik tenaga surya. Penggunaan alat ini memudahkan saat musim hujan.

"Saat musim hujan ini tidak terkendala karena kami memakai pengering batik tenaga surya. Kami juga bisa lebih hemat biaya tenaga maupun kami tidak takut ketika mendung. Batik ketika mendung, batik tidak jadi tapi dengan teknologi ini tanpa terkendala cuaca," kata Vitalia.

Vitalia mengatakan produknya kini sudah terjual di tingkat nasional hingga internasional. Penjualan hingga luar negeri ini karena peran UMK Pertamina.

"Beberapa tahun lalu kita diajak Pertamina di Malaysia. Lalu produk kami sudah sampai Singapura, Dubai dan Arab Saudi. Saat itu kami diikutkan di pameran di Malaysia lalu dinas terkait ada pameran di luar negeri produk kami diikutkan disana," ucap Vitalia.

"Kemarin kami di Jakarta Muslim Sashion Week kami mendapatkan buyer dari Singapura dan kerjasama untuk produk kami dijual di sana," imbuh Vitalia.

Walaupun sudah ekspansi produk hingga luar negeri namun ia masih memiliki tantangan tersendiri. Tantangan justru membuatnya menghasilkan kreasi baru.

"Tantangannya kami akan bersaing dengan yang lain karena akan muncul produk-produk baru. Ini satu motivasi di UMK Akademi untuk kegiatan baru sehingga muncul motif baru di tempat kami," tutur Vitalia.

Vitalia mengatakan pihaknya menggunakan teknologi dan juga sentuhan tangan manusia. Perpaduan ini menghasilkan karya batik yang indah dan tembus pasar internasional.

"Ada canting besar yang dia menggambar melalui komputer untuk menggambar ini. Untuk nemboki dan cecekannya tetap dengan tenaga manusia," kata Vitalia.

Musim hujan saat ini bagi Vitalia tak masalah karena memiliki mesin yang dapat mengeringkan proses batiknya. Sehingga permintaan jumlah banyak tidak akan masalah.

"Pengering dengan solar dome kami sudah punya sendiri. Tahun 2024 kami menang dan mendapatkan hibah alat ini. Jadi ini dome kayak kubah dan di atasnya semacam panel yang akan menyalurkan tenaga matahari ke kubah tersebut dan kami letakkan di Sentolo. Tapi kami bisa hidupkan dan matikan dengan hape. Sebenarnya ini alat pengering kopi tapi kami satu satunya UMK batik yang menggunakan alat tersebut," ucap Vitalia.

Sementara itu Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) JBT PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho saat berkunjung ke rumah Batik Jinggar mengatakan Batik Jinggar merupakan salah satu peserta UMK Akademi di DIY. 

Brasto menuturkan para peserta UMK Akademi ini akan mendapatkan sejumlah fasilitas. Fasilitas ini di antaranya adalah pelatihan, sertifikasi, pemasaran hingga pendanaan mitra. 

"Program ini telah dijalankan sejak tahun 2020. UMK akademi fokus untuk mitra binaan Pertamina yang mengikuti pendanaan usaha mikro kecil. Tahun ini UMK Akademi diselenggarakan terbuka untuk umum," terang Brasto.

"Total UMK Akademi di Jateng DIY yang koordinasi oleh patra niaga regional bagian tengah 133 UMK. Batik Jinggar mitra binaan pendanaan UMKM Pertamina sebelumnya. UMK Akademi saat ini fokus selain binaan Pertamina ada dari umum, setahun sekali kami adakan," lanjut Brasto.

Brasto merinci kepedulian Pertamina terhadap UMKM di Jawa Tengah dan DIY ada empat entitas UMK Akademi yaitu Patra Niaga Bagian Tengah, Kilang Cilacap dan 2 Rumah BUMN. Brasto mengatakan untuk Patra Niaga bagian tengah melakukan pelatihan manajemen kewirausahaan, marketing, promosi, dan berkaitan dengan keuangan.

"Di seleksi untuk naik ke tahap nasional. Nah yang masuk ke nasional ini ada 79 dari133 UMK tadi. Lalu dilatihlah UMK yang salah satunya adalah one on one coaching yang melibatkan mark plus. Harapannya tentunya banyak ada peningkatan omzet dan macam macam karena ada yang ingin meningkatkan omzet ada yang ingin memperluas pasar atau ada juga yang ingin menambah karyawan atau menambah tempat usaha baru masing-masing punya target beda," urai Brasto.

"Harapannya kami, mereka bisa berkembang dari sebelum dilatih lalu setelah dilatih. Pemetaan kelas 4 Go (Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global) tergantung karakteristik masing-masing fokus mau ke mana," tutup Brasto.

Halaman Selanjutnya

"Saat musim hujan ini tidak terkendala karena kami memakai pengering batik tenaga surya. Kami juga bisa lebih hemat biaya tenaga maupun kami tidak takut ketika mendung. Batik ketika mendung, batik tidak jadi tapi dengan teknologi ini tanpa terkendala cuaca," kata Vitalia.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |