VIVA – Kecelakaan beruntun di jalan tol sering kali menjadi perhatian, mengingat dampaknya yang serius bagi para pengendara dan kemacetan yang ditimbulkan. Jalan tol dirancang untuk mempercepat mobilitas antar kota, tetapi risiko kecelakaan tetap tinggi, terutama jika para pengguna jalan mengabaikan faktor keselamatan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor utama yang memicu kecelakaan beruntun di jalan tol serta langkah-langkah pencegahan yang penting bagi semua pengendara demi mengurangi risiko insiden serupa.
1. Kurangnya Jarak Aman Antar Kendaraan
Ilustrasi Jarak Antar Kendaraan di Jalan
Photo :
- freepik.com/freepik
Di jalan tol, mobil biasanya melaju dalam kecepatan tinggi, dan banyak pengemudi sering mengabaikan jarak aman antar kendaraan. Ketika jarak terlalu dekat, waktu untuk merespons kondisi darurat seperti pengereman mendadak menjadi sangat terbatas, yang berpotensi menyebabkan tabrakan beruntun.
Maka dari itu, perlu untuk Menjaga jarak aman minimal dua detik dari kendaraan di depan adalah prinsip yang ideal, terutama saat cuaca buruk. Hal ini memberikan cukup waktu bagi pengemudi untuk bereaksi jika ada perubahan mendadak di jalan.
2. Kecepatan yang Terlalu Tinggi
Ilustrasi Kecapatan Kendaraan
Photo :
- freepik.com/freepik
Kecepatan tinggi adalah faktor risiko utama dalam kecelakaan di jalan tol. Semakin cepat kendaraan melaju, semakin besar energi yang dilepaskan saat terjadi tabrakan, yang berpotensi meningkatkan tingkat keparahan kecelakaan. Sering kali, pengemudi merasa tergesa-gesa sehingga mengabaikan batas kecepatan yang sudah ditetapkan.
Adanya Batas kecepatan di jalan tol bukan sekadar aturan, tetapi untuk menjaga keamanan. Mengemudi pada kecepatan yang aman memberikan kontrol yang lebih baik atas kendaraan dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.
3. Penggunaan Pengereman yang Tidak Tepat
Pengereman mendad
Ilustrasi Rem
Photo :
- freepik.com/senivpetro
ak atau salah teknik pengereman adalah salah satu penyebab umum kecelakaan beruntun. Di jalan tol, beberapa pengemudi tidak menggunakan engine brake (pengereman mesin) dengan baik, yang dapat membantu mengurangi kecepatan tanpa menghentikan kendaraan secara tiba-tiba. Hal ini khususnya penting saat menuruni tanjakan atau pada kondisi jalan licin.
Penting bagi pengemudi untuk memanfaatkan engine brake pada situasi tertentu. Terutama saat membawa muatan berat, penggunaan rem mesin ini membantu menghindari pengereman mendadak yang dapat membahayakan kendaraan lain di belakang.
4. Kurangnya Kesadaran Situasi Lalu Lintas
Ilustrasi Lalu Lintas
Photo :
- freepik.com/javi_indy
Sering kali, kecelakaan beruntun terjadi karena pengemudi tidak memperhatikan situasi lalu lintas di sekitarnya. Pengemudi mungkin terlalu fokus ke depan atau tidak memperhatikan perubahan kecepatan kendaraan lain. Di jalan tol, kondisi lalu lintas dapat berubah dengan cepat, terutama ketika ada hambatan atau kendaraan lain yang melambat mendadak.
Kesadaran situasi adalah kunci utama dalam mengemudi aman. Pengemudi harus selalu waspada terhadap kendaraan di sekitar dan bersiap menghadapi perubahan mendadak dalam lalu lintas.
5. Cuaca Buruk yang Mengurangi Visibilitas
Ilustrasi Cuaca Buruk
Photo :
- freepik.com/ ibrandify
Cuaca buruk, seperti hujan lebat, kabut tebal, atau badai pasir, dapat mengurangi jarak pandang pengemudi. Hal ini membuat pengemudi lebih sulit untuk melihat kendaraan di depan atau bahaya lain di jalan. Dalam kondisi seperti ini, reaksi pengemudi yang terlambat bisa memicu kecelakaan beruntun.
Pada kondisi cuaca buruk, sebaiknya pengemudi memperlambat laju kendaraan, menyalakan lampu kabut, dan menjaga jarak aman yang lebih besar dari biasanya. Jika visibilitas sangat buruk, pertimbangkan untuk berhenti di tempat yang aman hingga cuaca membaik.
6. Kelelahan dan Konsentrasi yang Menurun
Ilustrasi Konsentrasi Menurun
Photo :
- freepik.com/pvproductions
Pengemudi yang lelah atau kehilangan konsentrasi memiliki reaksi yang lebih lambat, yang meningkatkan risiko kecelakaan di jalan tol. Jalan tol sering kali panjang dan monoton, sehingga pengemudi lebih rentan merasa kantuk atau bosan. Selain itu, faktor seperti menggunakan ponsel saat berkendara dapat mengurangi konsentrasi pengemudi secara drastis.
Pengemudi disarankan untuk beristirahat setiap dua jam selama perjalanan jauh. Menghindari penggunaan ponsel atau perangkat lain yang dapat mengganggu perhatian saat berkendara juga penting untuk menjaga konsentrasi.
7. Kondisi Kendaraan yang Tidak Prima
Ilustrasi kondisi Kendaraan kurang Prima
Photo :
- freepik.com/jcomp
Kendaraan yang kurang perawatan, seperti ban yang sudah aus atau rem yang kurang optimal, berpotensi menyebabkan kecelakaan, terutama di jalan tol. Kondisi kendaraan yang buruk dapat mengurangi kendali pengemudi, terutama saat situasi mendadak seperti pengereman mendadak.
Sebelum memasuki jalan tol, pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Lakukan pengecekan rutin terhadap sistem rem, kondisi ban, dan lampu-lampu kendaraan untuk memastikan kendaraan siap digunakan dalam kondisi aman.
8. Kurangnya Pengetahuan Pengemudi tentang Teknik Mengemudi Aman di Tol
Ilustrasi Teknik Mengemudi
Photo :
- freepik.com/rawpixel.com
Banyak pengemudi yang kurang memahami teknik mengemudi yang benar dan aman di jalan tol, seperti cara berganti lajur dengan aman atau cara melakukan pengereman saat berada di tanjakan. Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan, terutama dalam situasi darurat.
Pelatihan atau kursus mengemudi yang melibatkan teknik mengemudi aman di jalan tol dapat sangat membantu. Pengemudi baru sebaiknya diberikan pemahaman mengenai aturan dan teknik khusus untuk mengurangi risiko di jalan bebas hambatan.
9. Kendala Infrastruktur
Ilustrasi Infrastrukttur Jalan Tol
Photo :
- freepik.com/wirestock
Jalan tol tidak sepenuhnya bebas dari kendala infrastruktur, seperti kondisi jalan yang kurang baik, rambu yang kurang terlihat, atau jalur yang tidak rata. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kendaraan untuk bermanuver dengan aman.
Pemerintah dan pengelola jalan tol sebaiknya memastikan perawatan berkala pada infrastruktur tol, termasuk pemasangan rambu dan marka yang jelas serta perbaikan jalan yang berlubang atau bergelombang.
10. Perilaku Berisiko dari Pengemudi
Ilustrasi Kendaraan di Tol
Photo :
- freepik.com/ fanjianhua
Perilaku berisiko, seperti menyalip tanpa memperhatikan kendaraan lain, berkendara dalam kondisi mabuk, atau berkendara terlalu dekat dengan kendaraan lain, sering kali menyebabkan kecelakaan beruntun di jalan tol.
Kampanye edukasi mengenai bahaya perilaku berisiko saat berkendara di jalan tol perlu ditingkatkan. Pengemudi juga perlu memahami konsekuensi dari perilaku berbahaya dan mengutamakan keselamatan diri dan pengguna jalan lainnya.
Kecelakaan beruntun di jalan tol memang sering terjadi, tetapi sebagian besar bisa dicegah jika pengemudi lebih berhati-hati dan mengikuti aturan keselamatan. Faktor utama seperti menjaga jarak aman, kecepatan yang sesuai, dan kesadaran situasi lalu lintas merupakan hal yang sederhana tetapi sangat efektif dalam mengurangi risiko kecelakaan.
Dengan kesadaran yang lebih tinggi dan upaya bersama dari pihak pengelola tol, pemerintah, dan pengguna jalan, kecelakaan beruntun di jalan tol bisa diminimalkan.
Tragis, Kronologi Ibu-Anak Tewas dalam Kecelakaan di Bekasi hingga Terseret ke Kolong Mobil Boks
Seorang ibu berinisial AGS (58) dan putranya, ABS (22), meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan
VIVA.co.id
14 November 2024