Selasa, 12 November 2024 - 19:30 WIB
VIVA – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengungkap kemungkinan serangan ke sejumlah fasilitas nuklir milik Republik Islam Iran, dalam Forum Staf Umum, Senin 12 November 2024.
Katz yang baru saja didapuk menggantikan posisi Mayor Jenderal (Purn.) Yoav Galant sebagai Menteri Pertahanan Israel, untuk pertama kalinya berhadapan dengan para perwira tinggi militer zionis.
Menurut laporan yang dilansir VIVA Militer dari Channel 12, dalam pertemuan yang dipimpin langsung Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, Katz menjelaskan sejumlah poin.
Dua di antaranya adalah kemungkinan melancarkan serangan militer terhadap fasilitas dan infrastruktur nuklir Iran.
VIVA Militer: Fasilitas nuklir Iran
Selain itu, Katz juga menegaskan Israel tidak akan menerima perjanjian gencatan senjata dalam perang di Lebanon.
Menurut Katz, saat ini posisi Iran sangat rentan. Terutama dalam hal pertahanan untuk melindungi situs nuklirnya. Oleh sebab itu, momentum ini dianggap sebagai kans untuk memusnahkan ancaman utama bagi Israel.
"Iran lebih rentan dari sebelumnya untuk menargetkan fasilitas nuklirnya. Tujuan utamanya dapat dicapai untuk menggagalkan dan menghilangkan ancaman pemusnahan Israel," ujar Katz dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency.
Pada 26 Oktober 2024, militer Israel membombardir wilayah Iran lewat serangan udara. Akibatnya empat orang perwira Angkatan Bersenjata Iran (Artesh) tewas.
VIVA Militer: Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari The New York Times, sebuah unit Sistem Peluncur Multi-Roket (MLRS) S-300PMU2 milik Iran dipastikan hancur.
Sementara itu, Katz juga memastikan pihaknya akan terus melancarkan serangan dengan target melenyapkan faksi politik-militer Hizbullah.
"(Kami) tidak akan ada gencatan senjata atau gencatan senjata," kata Katz melanjutkan.
"Kami akan terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh hingga kami mencapai tujuan perang – membawa kembali penduduk utara dan mendorong Hizbullah melewati Sungai Litani,"
Halaman Selanjutnya
"Iran lebih rentan dari sebelumnya untuk menargetkan fasilitas nuklirnya. Tujuan utamanya dapat dicapai untuk menggagalkan dan menghilangkan ancaman pemusnahan Israel," ujar Katz dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency.