Jakarta, VIVA - Peristiwa penembakan polisi kembali menjadi sorotan publik menyusul kasus seorang perwira polisi menembak anak buahnya sendiri di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat. Kali ini yang menjadi perhatian ialah polisi menembak hingga tewas seorang pelajar diduga pelaku tawuran di Semarang, Jawa Tengah.
Pimpinan oknum polisi yang menembak itu mengeklaim anggotanya melakukan tindakan tersebut karena dia malah diserang ketika berupaya melerai tawuran. Aparat juga mengeklaim para pelajar yang tawuran merupakan dua geng, yakni Geng Seroja dan Geng Tanggul Pojok. Korban merupakan anggota Geng Tanggul Pojok.
Ketika kedua kelompok tawuran, muncul seorang polisi yang bermaksud hendak membubarkan mereka. Namun, polisi itu justru diserang oleh korban, sehingga dilakukan tindakan tegas.
Ilustrasi garis polisi
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Korban penembakan masih berusia 17 tahun. Dia sempat dirawat beberapa jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Peristiwa itu menjadi sorotan publik nasional karena tindakan si polisi, meski berdalih karena mendapatkan perlawanan, malah menimbulkan korban jiwa, bahkan masih remaja. Prosedur tindakan tegas polisi terhadap peristiwa tawuran semacam itu dipertanyakan.
Karena alasan itu pula, publik ingin mengetahui lebih detail kronologi peristiwa tersebut untuk menguji klaim polisi bahwa tindakan mereka sudah sesuai prosedur. Informasi tentang hal itu menjadi artikel terpopuler di VIVA sepanjang hari kemarin.
Ada empat artikel populer lainnya yang telah tim redaksi kompilasi, antara lain tentang seorang pria di India hidup lagi saat akan dikremasi, ultimatum Tom Lembong jika gugatan praperadilannya ditolak, sosok 'Bapak Kopassus' yang ditakuti elite militer Indonesia, dan Paus Fransiskus sebut Israel penjajah arogan.
Simak ulasan selengkapnya dalam artikel-artikel berikut ini:
1. Kronologi polisi tembak pelajar hingga tewas
Ilustrasi aksi penembakan.
Photo :
- ANTARA/Andika Wahyu
Seorang pelajar asal SMKN 4 Semarang meninggal dunia karena mengalami luka tembak di bagian pinggul pada Minggu, 24 November 2024 sekira pukul 01.58 WIB. Korban berinisial GRO (17) ini ditembak oleh anggota kepolisian karena terlibat tawuran di wilayah Kecamatan Semarang Barat tepatnya di Paramount. Baca selengkapnya di sini.
2. Pria di India hidup lagi saat akan dikremasi
Pria India tiba-tiba terbangun di atas tumpukan kayu bakar pemakamannya sesaat sebelum dikremasi. Pria tersebut terbangun -- setelah dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter beberapa saat sebelum api dinyalakan. Pria sebelumnya jatuh sakit mengalami serangan epilepsi dan dibawa ke rumah sakit di Jhunjhunu di negara bagian barat Rajasthan, India, pada hari Kamis. Baca selengkapnya di sini.
3. Ultimatum Tom Lembong jika gugatan praperadilannya ditolak
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan rencananya bakal menggelar putusan praperadilan menteri perdagangan (mendag) ri periode 2015-2016 Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong pada Selasa, 26 November 2024. Kubu Tom Lembong pun meminta kepada seluruh Menteri Perdagangan untuk berhati-hati jika hakim menolak praperadilan Tom Lembong. Baca selengkapnya di sini.
4. Sosok 'Bapak Kopassus' yang ditakuti elite militer Indonesia
Letkol inf Mochamad Idjon Djanbi yang dijuluki Bapak Kopassus
Komando Pasukan Khusus (Kopassus), unit elite Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), telah lama menjadi simbol kekuatan militer Indonesia yang disegani. Pasukan militer Kopassus menjadi tentara yang ditakuti sekaligus jadi kebanggaan Indonesia karena sepak terjangnya, prajurit Kopassus mampu menguasai berbagai macam taktik dan teknik ilmu perang khusus yang mahir dari segala medan, baik di darat, laut dan udara. Baca selengkapnya di sini.
5. Paus Fransiskus sebut Israel penjajah arogan
Paus Fransiskus Pimpin Misa Suci di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta
Photo :
- (Foto AP/Gregorio Borgia)
Paus Fransiskus mengecam "arogansi penjajah" di Palestina sepekan setelah dia menuduh Israel melakukan genosida di Gaza. Pada peringatan 40 tahun perjanjian damai antara Chile dan Argentina, pemimpin Gereja Katolik itu berbicara tentang konflik bersenjata dan penderitaan yang ditimbulkannya. Baca selengkapnya di sini.
Halaman Selanjutnya
Karena alasan itu pula, publik ingin mengetahui lebih detail kronologi peristiwa tersebut untuk menguji klaim polisi bahwa tindakan mereka sudah sesuai prosedur. Informasi tentang hal itu menjadi artikel terpopuler di VIVA sepanjang hari kemarin.