Ungkap Rasa Perih Kehilangan Dante, Tamara Tyasmara: Aku Hampir Loncat dari Lantai Dua

6 days ago 6

Jakarta, VIVA – Tamara Tyasmara, ibu dari Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante, yang meninggal tragis pada Januari 2024, kembali berbicara mengenai kasus pembunuhan anaknya. Dalam podcast bersama Denny Sumargo di kanal YouTube CURHAT BANG, Tamara juga mengungkapkan rasa sedih dan kehilangan yang mendalam pasca-kepergian Dante.

Tamara, yang selama ini menjadi sorotan publik terkait kematian Dante, mengatakan bahwa meskipun dia berusaha untuk tetap kuat dan tegar, perasaan sedih dan kehilangan yang ia alami baru terasa beberapa waktu lalu.

"Baru-baru ini malah aku hancurnya. Kemarin selesai sinetron baru berasa sedihnya, baru berasa hilangnya," ungkap Tamara. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, karena kesibukan syuting dan penyidikan membuat dirinya teralihkan dari rasa kehilangan tersebut.

Tamara Tyasmara, Foto: Isra Berlian

Photo :

  • VIVA.co.id/Isra Berlian

"Sibuk penyidikan kan panjang banget ya, tiap hari bolak-balik kantor polisi. Terus ada syuting striping, akhirnya sibuk berangkat pagi pulang pagi," tambahnya.

Menurut Tamara, pengaruh besar terhadap kondisinya terjadi setelah sidang selesai dan proses penyidikan yang panjang berakhir. Pada saat itu, rasa kehilangan mulai benar-benar datang, bahkan memengaruhi kondisi mentalnya.

Tamara mengungkapkan bahwa ia mulai menjalani terapi dengan psikiater setelah sebelumnya berkonsultasi dengan psikolog.

Tamara menceritakan bahwa dirinya sempat merasa sangat terpuruk. Bahkan, ia merasa sangat kesepian dan terkadang tak dapat mengendalikan emosinya.

Tamara Tyasmara dan Almarhum putranya Dante.

Photo :

  • Instagram @tamaratyasmara.

"Aku sempat parah banget di rumah. Kalau ingat Dante, langsung parah," cerita Tamara. Bahkan, ia mengaku bahwa ia sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya sebagai cara untuk menyusul anaknya.

"Sempat pengen loncat dari lantai dua. Aku pikir pendek, mau nyusul Dante aja," jelasnya.

Saat itu, Tamara merasa putus asa dan cemas karena kesedihan yang menekan dirinya. Beruntung, asisten Tamara segera menyadari kondisinya dan berusaha membantunya untuk tidak sendirian.

"Kalau sendiri di rumah aku parah banget, asisten aku tahu deh. Akhirnya aku tinggal di hotel seminggu," ungkapnya.

Tamara Tyasmara dan Almarhum Anaknya, Dante

Photo :

  • IG @tamaratyasmara

Tamara juga mengungkapkan bahwa sering ditemani teman-temannya secara bergantian untuk memastikan dirinya tidak merasa kesepian dan terpuruk lebih jauh.

Tamara kemudian menceritakan kenangan indah bersama Dante, yang banyak terjadi di rumah.

"Yang aku ingat, terutama di rumah. Itu kenangan yang nggak bisa aku lupakan," kata Tamara, sembari menahan tangis. Namun, saat ia kembali ke rumah, kenangan itu justru semakin membebani dirinya.

Itulah mengapa ia memutuskan untuk tinggal di hotel selama seminggu.

Dalam kesempatan yang sama, Tamara juga mengungkapkan keputusan awalnya untuk menutupi identitas Yudha Arfandi, yang kini menjadi terdakwa dalam kasus kematian Dante. Tamara menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan atas instruksi pihak kepolisian.

Tamara Tyasmara saksikan sidang putusan perkara Yudha Arfandi di PN Jaktim

Photo :

  • VIVA/Ega Shepiani

"Aku bekerja sama dengan polisi. Gak bisa diungkapkan dulu, karena mereka minta untuk tidak menyebutkan nama sampai ada rilis resmi," kata Tamara.

Kasus ini semakin memanas setelah identitas Yudha Arfandi sebagai pacar Tamara terungkap ke publik.

Yudha kini menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Dante, yang tewas akibat dibenamkan ke dalam kolam renang di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada 27 Januari 2024.

Pembunuhan ini terjadi di tengah hubungan yang tidak sehat antara Yudha dan Tamara.

Artis Tamara Tyasmara hadir di PN Jakarta Timur dalam sidang kasus kematian anaknya, Dante (6) Senin 5 Agustus 2024.

Photo :

  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur telah menjatuhkan vonis terhadap Yudha Arfandi pada 4 November 2024, yang memutuskan hukuman 20 tahun penjara atas dakwaan pembunuhan berencana.

Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang sebelumnya menuntut hukuman mati terhadap Yudha dengan dakwaan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Meskipun publik mengkritik keputusan awal Tamara untuk menyembunyikan identitas Yudha, ibu dari Dante ini menegaskan bahwa tindakannya tidak bermaksud untuk melindungi pelaku, melainkan untuk mematuhi proses hukum yang berlaku.

Dalam podcast bersama Denny Sumargo, Tamara juga mengungkapkan betapa sulitnya ia keluar dari hubungan yang toxic dengan Yudha, meskipun ia sudah menyadari kekerasan yang terjadi.

"Aku udah tahu hubungan ini toxic, tapi tetap aja aku terjebak," ujarnya.

Tamara menjelaskan bahwa meskipun Yudha sering kali menunjukkan perilaku kasar, ada saat-saat di mana ia merasa Yudha menjadi orang yang berbeda dan baik, yang membuatnya sulit untuk melepaskan diri.

Hubungan yang penuh pasang surut dengan putus-nyambung yang sering terjadi, akhirnya berujung pada tragedi. Tamara mengakui bahwa jika tidak ada kejadian ini, hubungan tersebut mungkin akan terus berlanjut.

"Kadang aku yang minta putus, kadang dia. Tapi akhirnya kita kembali bersama, sampai akhirnya kejadian ini terjadi," tambah Tamara.

Halaman Selanjutnya

Tamara mengungkapkan bahwa ia mulai menjalani terapi dengan psikiater setelah sebelumnya berkonsultasi dengan psikolog.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |