Jakarta, VIVA – Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung-kantung udara (alveoli) di satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini membuat alveoli terisi oleh cairan atau nanah, yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Penyakit ini dapat berkisar dari ringan hingga berat, tergantung pada penyebab, usia, dan kondisi kesehatan seseorang.
Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pneumonia pada orang dewasa dilaporkan mengalami peningkatan signifikan. Pneumonia sering kali diawali dengan gejala ringan seperti demam, batuk, dan kelelahan sehingga sering kali terdiagnosis terlambat. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
"Pneumonia bisa dialami oleh berbagai kalangan usia. Namun, kelompok usia yang lebih berisiko biasanya di bawah 2 tahun untuk anak-anak dan lansia usia 65 tahun ke atas," jelas Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah - Puri Indah, Dr. Desilia Atikawati, Sp. P.K.R., FAPSR, dalam eksklusif media interview secara daring, baru-baru ini.
Berikut 4 perbedaan pneumonia pada anak dan orang dewasa
Gejala yang ditunjukkan
Anak-anak yang mengidap pneumonia sering menunjukkan gejala seperti demam tinggi, napas cepat, lesu, atau kehilangan nafsu makan. Pada bayi, gejalanya bisa lebih sulit dikenali, seperti rewel atau kesulitan makan.
Sebaliknya, pada orang dewasa, gejala khas pneumonia meliputi batuk berdahak, nyeri dada, dan sesak napas, yang lebih mudah dikenali.
"Pada anak, gejalanya juga cukup mudah ditemukan namun biasanya disertai dengan masalah pencernaan seperti perut mual, muntah, dan diare," katanya.
Penyebab utama
Pada anak-anak, pneumonia sering kali disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus respiratori sinisial (RSV), terutama pada bayi dan balita. Sedangkan pada orang dewasa, pneumonia cenderung disebabkan oleh bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
Penyebaran
Penularan penyakit pneumonia baik itu RSV pada anak maupun bakteri Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae pada orang dewasa, didapati dari droplet ketika berkontak langsung dengan orang yang sedang mengalami penyakit yang sama.
"Menular lewat droplet yang dilepaskan saat pilek, batuk, atau bersin ke udara. Lalu terhirup oleh orang sehat. Kadang juga dari permukaan benda yang terkontaminasi. Ini penyakit yang bisa menyebar. Durasi penularannya sendiri, kalau akibat bakteri biasanya habis antibiotik yang tepat 1-2 hari tidak akan menyebar lagi. Kalau virus, biasanya setelah 48 jam sudah tidak menularkan," jelasnya.
Pencegahan dan pengobatan
Anak-anak biasanya diberikan perawatan suportif untuk pneumonia virus dan antibiotik jika penyebabnya bakteri. Pada orang dewasa, terapi antibiotik sering menjadi pilihan utama, disertai pengelolaan penyakit penyerta. Vaksinasi, seperti vaksin pneumokokus dan influenza, dianjurkan untuk mencegah pneumonia.
Selain itu, Dokter Desi juga menyarankan penggunaan masker saat berada di tempat umum untuk mengurangi pengaruh mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Hindari rokok baik secara aktif maupun pasif, serta rutin menerapkan gaya hidup sehat.
"Kalau mencegah supaya nggak jadi berat sampai kematian, diagnosis sedini mungkin. Kalau ada pasien mengalami gejala yang disebutkan, apalagi dia sudah masuk usia lansia, bisa langsung ke faskes," paparnya.
Halaman Selanjutnya
Sebaliknya, pada orang dewasa, gejala khas pneumonia meliputi batuk berdahak, nyeri dada, dan sesak napas, yang lebih mudah dikenali.