Alam Semesta Tidak Terbatas, Alien Bisa Ada di Mana Saja

2 days ago 1

Rabu, 20 November 2024 - 14:16 WIB

Jakarta, VIVA – Para ilmuwan berpendapat bahwa alasan mengapa belum menemukan alien karena makhluk 'antah-berantah itu' bersembunyi di alam semesta paralel atau multiverse.

Hal ini sebagaimana dirinci dalam makalah baru yang diterbitkan dalam Jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Tim yang dipimpin oleh astrofisikawan Universitas Durham, Daniele Sorini, merancang pendekatan baru terhadap persamaan Drake.

Persamaan ini dirumuskan oleh astronom Frank Drake pada 1960-an untuk memperkirakan jumlah peradaban alien yang aktif dan dapat dideteksi di galaksi.

Persamaan tersebut mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk laju rata-rata pembentukan bintang, jumlah planet yang dapat dihuni, dan proporsi planet yang dapat mengembangkan kehidupan cerdas.

Namun, Sorini dan timnya menyarankan untuk membingkai ulang persamaan tersebut dengan mempertimbangkan kemungkinan adanya alam semesta paralel yang lebih mungkin menampung kehidupan cerdas daripada alam semesta kita — sebuah konsep otak galaksi yang dapat membantu menjelaskan mengapa kita belum melakukan kontak pertama.

Tim Sorini mengemukakan bahwa beberapa alam semesta akan memiliki kepadatan energi gelap yang lebih optimal, hal misterius yang diyakini para ilmuwan sebagai penggerak percepatan perluasan alam semesta.

Secara khusus, mereka menemukan bahwa alam semesta yang kepadatan energi gelapnya memungkinkan 27 persen materi biasa berubah menjadi bintang kemungkinan besar akan memungkinkan kehidupan alien berkembang.

"Itu dibandingkan dengan hanya 23 persen di alam semesta kita, yang berarti alam semesta kita tidak menguntungkan untuk mengembangkan kehidupan. Kami juga menemukan kepadatan energi gelap yang jauh lebih tinggi akan tetap sesuai dengan kehidupan,” ungkapnya, seperti dikutip dari Futurism.

Tentu saja, gagasan bahwa alien bersembunyi di multiverse tampak menggelikan, seperti premis sekuel terakhir Marvel.

Namun, Sorini dan kolaboratornya membingkainya sebagai upaya untuk mendamaikan implikasi fisika modern yang lebih eksotis dengan pencarian kehidupan di luar Bumi.

"Memahami energi gelap dan dampaknya pada alam semesta kita merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kosmologi dan fisika fundamental. Parameter yang mengatur alam semesta kita, termasuk kepadatan energi gelap, dapat menjelaskan keberadaan kita sendiri," jelas dia.

Halaman Selanjutnya

Secara khusus, mereka menemukan bahwa alam semesta yang kepadatan energi gelapnya memungkinkan 27 persen materi biasa berubah menjadi bintang kemungkinan besar akan memungkinkan kehidupan alien berkembang.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |