Jakarta, VIVA – Banyak nada pesimis sejak Patrick Kluivert ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia. Sebab, catatan kariernya sebagai pelatih dianggap kurang mentereng.
Padahal, sebenarnya Kluivert memiliki catatan bagus bersama Timnas Curacao. Hanya karena periodenya sangat singkat, prestasinya jarang terdengar.
Kluivert dua periode tercatat sebagai pelatih Curacao. Menurut catatan Transfermarkt, periode pertama terjadi pada 5 Maret 2015 hingga 20 Juni 2016.
Setelah itu, Kluivert mesti meninggalkan Curacao karena dipanggil oleh tim yang membesarkannya, Ajax Amsterdam. Ia diminta menukangi Ajax U-19 yang di dalamnya ada anaknya sendiri, Justin Kluivert.
Meskipun demikian, Kluivert tidak sepenuhnya meninggalkan Timnas Curacao. Dia tercatat sebagai penasihat strategis Curacao pada 1 Juli 2016 hingga 30 Juni 2018.
Setelah itu, Kluivert sempat kembali melatih Curacao sebagai pelatih interim. Kali ini, lebih singkat. Yakni pada 14 Mei 2021 hingga 31 Oktober 2021. Dia menggantikan sementara posisi Guus Hiddink yang terkena COVID-19.
Bangkitkan Sepakbola Curacao
Sebelum kedatangan Kluivert, Curacao tak ada apa-apanya. Federasi sepakbolanya saja, CFF baru terbentuk pada 2011, yang menjadi salah satu asosiasi sepak bola termuda di dunia.
Namun, sayangnya, antara tahun 2011 hingga 2014, Curacao tidak mampu berbuat banyak di kancah sepak bola internasional, hanya mencatatkan enam kemenangan, enam hasil imbang, dan 20 kekalahan.
Dengan hasil tersebut, posisi mereka pun terpuruk di urutan ke-155 dalam rangking FIFA, yang merupakan peringkat terendah dalam sejarah sepak bola Curacao.
Kedatangan Kluivert pada 5 Maret 2015 mengubah peruntungan Curacao. Curacao menjelma menjadi tim yang menyerang dan sulit dikalahkan.
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert
Photo :
- AP Photo/Tatan Syuflana
Kluivert mampu membujuk pemain-pemain keturunan, yang akhirnya mau membela Curacao. Eloy Room dari Vitesse Arnhem, Leandro Bacuna dari Aston Villa, hingga Felitciano Zschusschen dari NAC Breda adalah beberapa pemain yang sukses dibujuk Kluivert untuk membela Timnas Curacao.
Kiper Curacao, Eloy Room salah satu yang mengakuinya. Saat Kluivert menghubungi dan datang kepadanya, Room langsung gembira dengan tawaran yang ditujukan Kluivert. Room yang tak kunjung bermain untuk Timnas Belanda percaya pada proyek Kluivert di Curacao.
Bergaya total voetball ala Belanda, Kluivert mencatat rekor impresif bersama Curacao. Dia membawa Curacao meraih enam kemenangan, tiga kali hasil imbang dan hanya tiga kekalahan.
Meski singkat, Kluivert mampu menyamai catatan kemenangan Curacao pada 2011 hingga 2014. Enam kemenangan yang sebelumnya diraih dalam tiga tahun, di bawah Kluivert dicapai hanya dalam setahun.
Hasil positif tersebut membuat Kluivert melejitkan ranking FIFA Curacao. Dari semula berada di posisi 155 ke posisi 75.
Saat menjabat sebagai Penasihat Curacao, Timnas Curacao masih melejit. Remko Bicentini yang meneruskan tugas Kluivert mampu meloloskan Curacao ke Piala Emas CONCACAF 2017, ini kali pertama sepanjang sejarah.
Bahkan, Curacao mampu meraih gelar internasional perdana sepanjang sejarah. Mereka menjuarai Piala Karibia pada 2017.
Dengan catatan tersebut, sebenarnya Kluivert memiliki peluang sukses di Timnas Indonesia sama seperti di Timnas Curacao. Apalagi, Indonesia dan Curacao sama-sama memiliki pemain keturunan Belanda yang berlaga di Eropa.
Halaman Selanjutnya
Namun, sayangnya, antara tahun 2011 hingga 2014, Curacao tidak mampu berbuat banyak di kancah sepak bola internasional, hanya mencatatkan enam kemenangan, enam hasil imbang, dan 20 kekalahan.