Jakarta, VIVA - Politikus senior PDIP, Emir Moeis, menyebut Megawati Soekarnoputri masih layak menjabat sebagai Ketua Umum PDIP. Begitu pula Hasto Kristiyanto yang dinilai masih pantas menjadi Sekjen partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Menurut Emir, hingga saat ini belum ada sosok yang mampu menggantikan Megawati sebagai Nakhoda kapal besar PDIP.
"Kalau yang mau gantikan ya harus sanggup seperti Bu Mega, dan sementara saya lihat masih bisa Bu Mega," ujar Emir kepada wartawan di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat malam, 10 Januari 2025.
Megawati Soekarnoputri di HUT PDI Perjuangan ke-52
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Mantan Anggota DPR RI ini juga menilai Megawati, meskipun tidak lagi menjabat sebagai Presiden ke-5 RI, masih berperan besar dalam menjaga keutuhan NKRI.
“Enggak menikmati hiruk pikuk bunga-bunga reformasi dan sebagainya. Tapi justru kita yang menjaga,” ucapnya menambahkan.
Dalam pidato politik selama lebih dari tiga jam pada acara HUT ke-52 PDIP, Mega menceritakan sejarah politik tiga zaman. Saat para pendiri negara seperti Hatta, Sjahrir dan Agus Salim serta ayahnya Soekarno berupaya memerdekakan dan membentuk Indonesia menjadi negara berkepribadian kuat. Lalu saat masa Orde Baru, dimulai saat Soekarno diisolasi secara politik di Istana Bogor. Kemudian saat masa kini dengan pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan KPK yang dibentuknya demi tata kelola negara dan penegakan hukum.
Sementara itu, Emir menyebut Hasto sebagai jangkar kapal yang dinakhodai oleh Megawati. Ia menilai Hasto berperan penting agar kapal besar NKRI tidak terombang-ambing oleh pengaruh buruk seperti kapitalisme, neoliberalisme, maupun komunisme.
“Karena bagaimanapun Pak Hasto itu pendamping Ibu, bagaikan jangkar. Ibu itu nakhoda, bukan hanya jangkar partai, tapi NKRI, supaya kapal tidak oleng,” kata Politikus asal Kalimantan Timur ini.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto
Photo :
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Kendati saat ini Hasto tersandung perkara hukum dalam sebuah kasus yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Emir tetap meyakini Hasto pantas memimpin partai ini. Ia bahkan membandingkannya dengan Nelson Mandela yang tetap memimpin Afrika Selatan dari dalam penjara saat dituduh melakukan sabotase dan bersekongkol menggulingkan pemerintahan.
“Pak Hasto tetap harus jadi Sekjen. Kalau kita dalam keadaan terpuruk, misalnya dia ditahan, dia tetap bisa jadi Sekjen. Nelson Mandela aja dari penjara bisa mimpin Republik Afrika Selatan, kenapa kita enggak bisa?” Imbuhnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Emir menyebut Hasto sebagai jangkar kapal yang dinakhodai oleh Megawati. Ia menilai Hasto berperan penting agar kapal besar NKRI tidak terombang-ambing oleh pengaruh buruk seperti kapitalisme, neoliberalisme, maupun komunisme.