Istanbul, VIVA - Organisasi-organisasi Arab dan Islam menyambut perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, seraya menekankan bahwa hal itu akan membuka jalan bagi diakhirinya agresi Israel terhadap Gaza, yang saat ini memasuki tahun kedua.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Liga Arab dan gerakan Houthi Yaman mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan dukungan mereka atas kesepakatan tersebut.
Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha dalam sebuah pernyataan memuji gencatan senjata tersebut dan mendesak semu pihak untuk sepenuhnya menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menguraikan persyaratan damai antara Israel dan Lebanon.
VIVA Militer: Milisi Hizbullah Lebanon
Photo :
- timesofisrael.com
Taha mengungkapkan harapan agar kesepakatan tersebut akan segera mengakhiri agresi Israel di Gaza dan wilayah Palestina lain yang diduduki.
Sekretaris Jenderal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi juga menyambut gencatan senjata tersebut, seraya menekankan bahwa hal itu harus menjadi langkah serius untuk mengakhiri perang di Lebanon, memastikan penarikan Israel dari wilayah Lebanon, dan melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Dia menyerukan komitmen penuh semua pihak terhadap kesepakatan itu untuk mendorong keamanan dan stabilitas regional.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit juga memuji penerapan gencatan senjata tersebut, seraya menyebutnya sebagai langkah penting untuk mewujudkan de-eskalasi dan mencegah pertumpahan darah.
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di perbatasan Lebanon
Dia menekankan perlunya bagi Israel untuk menyelesaikan penarikan pasukannya dari semua wilayah Lebanon dan agar para pengungsi kembali ke rumah mereka. Dia juga menyerukan upaya yang lebih intensif untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata bagi Gaza sesegera mungkin.
Mohammad Abdelsalam, juru bicara gerakan Houthi Yaman, menyatakan keyakinannya terhadap pilihan perlawanan di Lebanon, dan mengatakan bahwa ketahanan kelompok Hizbullah Lebanon telah memaksa Israel untuk menerima gencatan senjata tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada Rabu pagi untuk mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan Hizbullah.
Menurut ketentuan gencatan senjata tersebut, Israel akan menarik pasukannya di selatan batas demarkasi Garis Biru secara bertahap, sementara tentara Lebanon mengerahkan pasukannya di Lebanon selatan dalam jangka waktu tidak lebih dari 60 hari.
Pelaksanaan perjanjian tersebut akan diawasi oleh AS dan Prancis. Namun, rincian tentang mekanisme penegakannya masih belum jelas.
Lebih dari 3.800 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon, dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon. (ant)
Halaman Selanjutnya
Source : reuters.com