Jadi Inspirasi Lewat Koperasi Petani

3 days ago 2

Jakarta, VIVA – Kampung Cirumput di Pandeglang, Banten, mungkin belum banyak terdengar di telinga publik.

Namun, dari kampung kecil ini, harapan besar sedang bertumbuh, bukan hanya bagi petani setempat tapi juga sebagai inspirasi bagi pembangunan pertanian nasional berbasis koperasi.

Belum lama ini, sekelompok petani hortikultura di Cirumput mendirikan Koperasi Bangun Tani Makmur dengan pendampingan dari Agriterra, organisasi internasional yang fokus memperkuat koperasi petani di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Koperasi tersebut saat ini telah menghimpun 23 orang anggota, yang seluruhnya petani hortikultura. Meski masih tahap awal, potensinya sangat besar, dan diperkirakan bisa menjangkau lebih dari 500 petani hortikultura di kampung tersebut.

Menariknya, koperasi petani ini dibangun dengan model kolaboratif yang unik dan dampak langsung yang dirasakan para petani.

Sementara Agriterra bukan hanya menyerap hasil panen, tetapi juga ikut menyuntikkan modal awal koperasi, sekaligus memperkuat ekosistem pertanian di tingkat lokal.

Model ini menarik karena menunjukkan bahwa kemitraan antara petani, koperasi, dan perusahaan bisa berjalan sejajar. Agriterra melihat format ini sebagai sebuah contoh baik yang bisa direplikasi di tempat lain.

“Model koperasi seperti ini bisa jadi inspirasi untuk perusahaan-perusahaan yang punya komitmen terhadap pemberdayaan petani. Melalui koperasi, mereka tidak hanya membantu petani secara individu, tetapi juga memperkuat kelembagaan ekonomi desa,” ungkap Aditya Mirzapahlevi Saptadjaja, Cooperative Advisor Agriterra, dalam keterangan resminya, Jumat, 29 Agustus 2025.

Tak hanya itu, koperasi juga memfasilitasi pinjaman produktif bagi anggota, dengan skema pembiayaan yang disesuaikan berdasarkan simpanan wajib.

Hal ini sangat membantu petani yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan seperti bank, bahkan kerap bergantung pada pinjaman dari organisasi dengan bunga tinggi yang justru membebani usaha mereka.

Dari sisi pendapatan, petani mendapatkan harga jual hasil panen yang lebih baik karena dipasarkan melalui koperasi.

Mereka juga berhak atas sisa hasil usaha (SHU) koperasi yang dibagikan setiap tahun. Ini menjadi tambahan penghasilan yang sebelumnya tidak mereka miliki. Koperasi juga membuka jalan menuju kemandirian finansial.

Ke depannya, petani kecil yang sebelumnya dianggap "unbankable" akan dapat dipercaya oleh lembaga keuangan, berkat rekam jejak koperasi yang sehat dan tata kelola yang transparan.

Ia melihat hortikultura sebagai sektor yang sangat strategis. Namun, petani hortikultura sering kali kesulitan karena tidak adanya kelembagaan yang kuat.

Dengan koperasi, maka para petani bisa membangun dari hulu ke hilir — dari produksi, pembiayaan, hingga pemasaran.

“Petani hortikultura menghadapi banyak risiko, dari harga pasar yang fluktuatif hingga gagal panen. Melalui koperasi, risiko ini bisa dikelola bersama. Petani jadi tidak sendiri dalam menghadapi tantangan,” tegas Aditya.

Ia juga menilai sektor hortikultura adalah masa depan pertanian Indonesia. Pasarnya besar, siklus tanam cepat, dan nilai ekonominya tinggi.

Tak heran jika organisasi ini kini mulai memfokuskan program-program pendampingannya pada koperasi petani hortikultura.

Sebagai informasi, Agriterra bukan pemain baru dalam dunia koperasi petani di Indonesia. Hingga tahun lalu, organisasi ini telah mendampingi lebih dari 30 koperasi petani dan nelayan di berbagai daerah.

Total pembiayaan yang berhasil dimobilisasi mencapai lebih dari Rp500 miliar, sebagian besar digunakan untuk modal kerja dan investasi produktif petani.

Di sisi ekspor, kontribusi koperasi binaan Agriterra mencapai lebih dari Rp1,1 miliar dan lebih dari US$3 juta.

Bukan hanya aspek finansial yang diperkuat, Agriterra juga aktif memberikan pelatihan dalam manajemen koperasi, tata kelola keuangan, serta strategi bisnis pertanian.

Pendampingan dilakukan secara intensif dan partisipatif, membuat koperasi tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga kuat secara kelembagaan.

Halaman Selanjutnya

“Model koperasi seperti ini bisa jadi inspirasi untuk perusahaan-perusahaan yang punya komitmen terhadap pemberdayaan petani. Melalui koperasi, mereka tidak hanya membantu petani secara individu, tetapi juga memperkuat kelembagaan ekonomi desa,” ungkap Aditya Mirzapahlevi Saptadjaja, Cooperative Advisor Agriterra, dalam keterangan resminya, Jumat, 29 Agustus 2025.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |