Washington, VIVA – Pete Hegseth, kandidat kuat Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) pilihan calon presiden terpilih AS, Donald Trump dikenal merupakan sosok kontroversial.
Keputusan Trump menimbulkan kritik karena saat ini Hegseth pernah dituduh meneriakkan 'Bunuh Semua Muslim' dalam keadaan mabuk di sebuah acara kelompok Veteran pada tahun 2015.
Ini merupakan tuduhan baru, setelah sebelumnya dia dituduh melakukan pelanggaran seksual dan perilaku pribadi yang tidak senonoh dalam insiden terpisah pada tahun 2017, menurut majalah New Yorker.
Menurut laporan itu, teriakan Hegseth terjadi saat dirinya sedang dalam perjalanan kerja di negara bagian Ohio pada 29 Mei 2015, untuk kelompok Concerned Veterans for America.
Hegseth diduga mabuk di bar hotel dan berteriak beberapa kali, "Bunuh Semua Muslim!"
Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
Photo :
- (AP Photo/Alex Brandon)
"Kami tidak akan mengomentari klaim aneh yang disebarkan melalui The New Yorker. (Tuduhan ini berasal dari) mantan rekan Hegseth yang picik, pencemburu, dan tidak puas," kata pengacara Hegseth, Tim Parlatore, dikutip dari ANews, Selasa, 3 Desember 2024.
Council on American-Islamic Relations (CAIR), kelompok advokasi Muslim terbesar di Amerika, tidak menganggap enteng tuduhan terhadap Hegseth, dan menyerukan Kongres untuk menolak pencalonannya.
"Berdasarkan pandangan dan tindakannya saat ini, jelas bahwa Hegseth sama sekali tidak pantas sebagai calon menteri pertahanan," kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad dalam sebuah pernyataan.
"Siapa pun yang bahkan dalam keadaan mabuk menyerukan pembantaian semua anggota suatu agama telah mendiskualifikasi dirinya sendiri dari memegang posisi penting yang pasti akan berinteraksi dengan perwakilan negara-negara mayoritas Muslim."
Selain pernyataan Islamofobia yang dituduhkan pada Hegseth, New Yorker merinci bahwa Hegseth juga dituduh melakukan pelanggaran pribadi, termasuk pengungkapan bahwa ia secara diam-diam telah membayar kompensasi kepada seorang wanita yang menuduhnya memperkosanya pada tahun 2017.
Terlepas dari pengungkapan ini, Trump tetap pada pilihannya untuk memilih Hegseth sebagai Menteri Pertahanan.
"Presiden Trump mencalonkan kandidat berkaliber tinggi dan sangat berkualifikasi untuk bertugas di pemerintahannya," kata direktur komunikasi Trump Steven Cheung dalam sebuah pernyataan.
Dia juga mencatat bahwa mantan pembawa berita Fox News itu belum didakwa atas kejahatan apa pun.
Halaman Selanjutnya
Council on American-Islamic Relations (CAIR), kelompok advokasi Muslim terbesar di Amerika, tidak menganggap enteng tuduhan terhadap Hegseth, dan menyerukan Kongres untuk menolak pencalonannya.