Jakarta, VIVA – Juru bicara PDI Perjuangan (PDIP), Guntur Romli membantah keras soal pernyataan Effendi Simbolon yang menyebut selama ini Joko Widodo (Jokowi) sudah membantu Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Ia mengaku pernyataan itu bertentangan dengan fakta sebenarnya.
"Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah pernyataan Effendi Simbolon itu karena faktanya terbalik dan bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, justru Mas Hasto yang selama ini membantu Pak Jokowi," ujar Guntur kepada wartawan, Kamis, 9 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa Hasto menolak ketika ditawari jabatan saat Jokowi masih menjabat Presiden RI ke-7. Hasto, kata dia, tidak ikut menikmati kekuasaan Jokowi.
Juru Bicara PDIP, Guntur Romli
Photo :
- Tangkapan layar akun Youtube tvOne
"Mas Hasto sebagai Sekjen PDI Perjuangan ingin tetap independen dan menjaga jarak dari kekuasaan karena tidak mau jadi 'sandera' dengan menerima jabatan publik/negara," ujar dia.
"Namun sebagai Sekjen PDI Perjuangan, Mas Hasto totalitas mendukung dan membantu Jokowi karena instruksi Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri dan segenap kader partai," sambungnya.
Di sisi lain, Guntur mengungkit kasus korupsi Harun Masiku. Ia mengatakan jika pernyataan Effendi Simbolon soal Jokowi mengarah kepada perintangan penyidikan, maka KPK harus memeriksa Jokowi.
"Kalau maksud ucapan Effendi Simbolon, 'Jokowi membantu Mas Hasto dalam kasus Harun Masiku (HM)', artinya ucapan Effendi Simbolon membenarkan asumsi publik kalau Jokowi bisa mengintervensi KPK, berarti benar kalau KPK jadi alat Jokowi selama ini. Maka, KPK juga harus memeriksa Jokowi dan Effendi Simbolon terkait dugaan "obstruction of justice" yang mengindikasikan pernyataan Effendi Simbolon itu Jokowi membantu merintangi penyidikan kasus HM," kata Guntur.
Hasto, lanjut dia, merasa tidak dibantu oleh Jokowi. Ia menambahkan justru yang dirasakan PDIP adanya kekuatan tangan kekuasaan di dalam kasus korupsi Harun Masiku yang menyeret Hasto.
"Tapi Mas Hasto sendiri tidak merasa dibantu dalam kasus HM, karena kalau benar dibantu, maka seharusnya kasus HM tidak ada sejak awal. Justru yang dirasakan malah kasus HM ada kekuatan "tangan-tangan kekuasaan" yang memakai kasus ini untuk menyerang Sekjen dan PDI Perjuangan," ujar Guntur.
"Siapa yang bisa menggerakkan KPK? Kalau benar kata Effendi Simbolon, maka tentu saja Jokowi," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Mantan politikus PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon yakin tak ada campur tangan Joko Widodo (Jokowi) dalam penetapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jadi tersangka KPK dalam kasus korupsi pergantian antarwaktu (PAW) DPR RI periode 2019-2024. Ia menilai justru Jokowi membantu Hasto.
"Enggak lah, setahu saya justru Pak Jokowi bantu dia, setahu saya selama ini," kata Effendi di Kementerian Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, dikutip Kamis, 9 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa status tersangka Hasto diumumkan pada periode baru pimpinan KPK, saat Jokowi sudah lengser dari jabatan presiden.
"Buktinya kan sampai dengan periode pimpinan KPK yang lama kan tidak ada diutak-atik itu, ini kan periode yang baru ini gitu," ujar Effendi.
Bahkan, kata Effendi, Jokowi memberikan perhatian kepada Hasto saat dia masih menjabat sebagai presiden RI ke-7. Ia menilai Jokowi melindungi Hasto.
Menurut Effendi, informasi soal Jokowi membantu Hasto juga telah disampaikan secara langsung kepada Sekjen PDIP itu. "Saya sampaikan juga ke Mas Hasto begitu, 'Mas, setahu saya, Pak Jokowi itu yang ikut menjaga Anda loh'. 'Oh, nggak ini'," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
"Kalau maksud ucapan Effendi Simbolon, 'Jokowi membantu Mas Hasto dalam kasus Harun Masiku (HM)', artinya ucapan Effendi Simbolon membenarkan asumsi publik kalau Jokowi bisa mengintervensi KPK, berarti benar kalau KPK jadi alat Jokowi selama ini. Maka, KPK juga harus memeriksa Jokowi dan Effendi Simbolon terkait dugaan "obstruction of justice" yang mengindikasikan pernyataan Effendi Simbolon itu Jokowi membantu merintangi penyidikan kasus HM," kata Guntur.