Seni Pembuatan Dessert Jepang Wagashi dan Yogashi, Secantik dan Seenak Apa?

2 weeks ago 6

Selasa, 5 November 2024 - 16:49 WIB

Jakarta, VIVA – Makanan tradisional merupakan salah satu pionir penggabung tradisi dan budaya yang paling digemari oleh masyarakat. Ketika Anda berkunjung ke suatu tempat atau suatu negara, tentunya makanan tradisional termasuk pada salah satu poin yang ada dalam to do list Anda. 

Beberapa makanan tradisional luar negeri kini bisa Anda dapatkan di pasar lokal, tentunya dengan sentuhan yang masih sangat otentik. Salah satu negara yang sukses membawa makanan tradisionalnya ke Indonesia adalah Jepang.

Negara yang terkenal akan keindahan bunga sakuranya ini kaya akan berbagai penganan manis yang pastinya tidak jarang akan Anda temui di berbagai buku menu. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Beberapa diantaranya adalah Mochi Daifuqu, Dorayaki dan dessert lainnya adalah beberapa jenis dessert dari Jepang yang kini mudah Anda temukan di Indonesia. Salah satu dessert Jepang yang bisa kalian nikmati ialah Wagashi dan Yogashi dari Maison Sougetsu.

Berbicara mengenai dua dessert tersebut, cukup unik sebab, kunci rasa yang sesungguhnya ada di balik tangan-tangan yang meracik panganan tersebut dengan sedemikian rupa.

Mengingat Jepang adalah negara yang sangat detail dan artistik dalam budaya makanan, cerita dan pengalaman adalah guru besar bagi pembuatnya.

Wagashi merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Jepang untuk membedakan kudapan manis tradisional Jepang dengan panganan manis dari Barat, disebut juga Yougashi.

Inspirasi utama mengenai tema dalam pembentukan Wagashi adalah alam, bunga, atau hewan. Jepang adalah negeri dengan 4 musim, yang membuat setiap musimnya menyajikan serangkaian bentuk wagashi yang berbeda.

Penggunaan istilah wagashi mengartikan bahwa kudapan tradisional ini dibuat tanpa percampuran budaya kuliner dari luar Jepang. Kue-kue yang digolongkan dalam istilah wagashi umumnya berjenis seperti Mochi, Dango, atau Dorayaki. Secara umum, Wagashi disajikan bersama-sama dengan green tea.

Selain rasanya yang manis, Wagashi terdiri atas bentuk-bentuk yang cantik dan indah. Wagashi bukan hanya sekadar makanan, namun juga sebagai simbolisme karya seni yang patut mendapat apresiasi. 

Poin inilah yang mendorong owner sekaligus Chef dari Maison Sougetsu Josef Aditya Takana dan Aya Takagi untuk membawa rasa otentik dari seni pembuatan wagashi pada lidah masyarakat lokal.

Josef dan Aya mendedikasikan kerja keras mereka di Jepang selama bertahun-tahun untuk menjadi pionir pelestarian kudapan manis khas Negara Sakura pada masyarakat Indonesia khususnya Wilayah Jakarta. 

Tidak hanya berbekal sajian tradisional, keduanya turut membawa kudapan manis dari negara-negara Eropa dengan sentuhan Jepang dalam penyajiannya.

"Kami memperkenalkan serangkaian kue dan pastry asal Jepang, yang setiap jenisnya dibentuk secara hand-made dengan hati-hati dan detail dari bahan-bahan impor premium. Beberapa di antaranya adalah Wagashi berupa Nerikiri, Manjuu, Kingyoku dan Dorayaki. Tidak hanya cantik, Wagashi yang disajikan adalah Wagashi otentik yang berasal dari tangan koki Jepang asli," kata mereka di dikutip dari keterangan resminya.

Selain Wagashi, pihaknya turut menghadirkan sajian-sajian pastry berupa Yougashi. Contohnya seperti butter cookies dan orangette yang berasal dari Eropa.

Beragam kudapan manis dibuatnya dengan dedikasi tinggi sebagai bentuk pelestarian dessert tradisional Jepang dalam piring sajian Indonesia. 

Halaman Selanjutnya

Wagashi merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Jepang untuk membedakan kudapan manis tradisional Jepang dengan panganan manis dari Barat, disebut juga Yougashi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |